Minggu, 23 Maret 2014

PUASA DALAM ALKITAB

 
PUASA DALAM ALKITAB
Puasa Kristen tentunya berbeda dengan puasa yang lain. Bayak orang Kristen yang melalukan puasa tetapi sesunguhnya mereka tidak mengerti dan memahami akan puasa tersebut (hanya sekedar ikut-ikutan) secara Alkitab, apalagi sampai menyamakan dengan  puasa  dalam agama non-Kristen. Dalam tulisan ini akan membahas tentang puasa.

Arti puasa dalam Alkitab
Puasa adalah suatu tindakan sukarela untuk memusatan diri kepada Kristus, melepaskan kita dari hal-hal duniawi (makan. Minum, dan kesenangan) dan kepentingan pribadi, juga memberikan perhatian kepada kepentingan orang lain. Puasa adalah salah satu cara untuk mendemonstrasikan kepada Tuhan, dan kepada diri sendiri, bahwa kita serius dengan Tuhan.

Puasa yang tercatat dalam Perjanjian Lama
1.      Puasa Musa, 40 hari 40 malam tidak makan dan tidak minum ( Kel 34:28; Ul 9:9,18,25). Puasa ini dilakukan oleh musa 2 kali  ketika Musa menghadap Tuhan di gunung Sinai. Puasa Musa ini adalah salah suatu pengecualian karena ia langsung berhadapan dengan Tuhan dan Tuhan yang berinisiatif  memberi kekuatan untuk bertahan. Puasa pertama dan kedua dilakukan waktu  menghadap Tuhan dan menerima Firman Tuhan (untuk menerima loh-loh batu, dan loh perjanjian. Ul. 9:9). Namun dalam puasa kedua ada penambahan tujuan untuk memohon pengampunan akan dosa (Ul. 18,25). (untuk selengkapnya baca Ulangan 9-10:11).
2.      Puasa hari raya pendamaian (Imamat 16:29,31; 23:27, 29, 32,):  orang-orang Israel diwajibkan berpuasa dari matahari terbenam hingga matahari terbenam. Tidak dengan jelas bahwa mereka tidak boleh makan dan tidak boleh minum, yang jelas dikatakan adalah: merendahkan diri,  tidak boleh bekerja dan mempersembahkan korban kepada Tuhan. Istilah Puasa dan perintah  untuk berpuasa pertama kali muncul. Tujuan puasa ini untuk mentahirkan dari dosa. (Baca Imamat 16)
3.      Puasa Daud, tidak makan dan semalaman berbaring di tanah, tetapi tidak dijelaskan apakah dia minum (2Sam 12:16; Mazm 109:24). Ketika Tuhan menulahi anaknya. Tujuan puasa ini adalah memohon kepada Allah agar anaknya tidak mati tetapi tetap juga mati. (baca 2 Samuel 12:1-24)
4.      Puasa Elia, 40 hari 40 malam tanpa makan dan minum di dalam perjalanan berjalan kaki menuju ke gunung Horeb, (1 Raja 19:8). Puasa ini  juga dipandang merupakan suatu pengecualian karena Elia mendapatkan makanan langsung dari malaikat Tuhan sebelum berpuasa. Dalam puasa ini bisa dikatakan puasa yang luar bisa karena Tuhan yang berinisiatif dan memberi kekuatan untuk bertahan. Puasa ini dilakukan waktu perjalanan untuk menghadap Tuhan.  (Baca 1 Raja-raja 19:1-18)
5.      Puasa Nehemia(Neh. 1:4), Nehemia melakukan puasa sendirian, dilakukan beberapa hari tidak ada penjelasan lamanya dan apakah dia makan atau minum. Yang dilakukan adalah  menangis dan berkapung, berbarengan dengan berdoa.
Kemudian Puasa bersama-sama dengan orang Israel (Nehemia 9), namun mereka memisahkan diri dari orang asing, puasa ini dilakukan berdiri. Waktunya setegah hari. Kegitan dalam Puasa mengakui dosa dan kesalahan nenek moyang mereka, membacakan bagian-bagian kitab taurat Tuhan, mengucapkan pengakuan dan sujud menyembah kepada TUHAN, Allah. (baca Nehemia 1 dan 9).
6.      Puasa Ester, waktunya 3 hari 3 malam tidak makan dan tidak minum baik siang maupun malam (Ester 4:16).  Puasa Ester adalah satu-satunya catatan yang jelas dari puasa tanpa makan dan tanpa minum yang pernah dilakukan secara normal oleh manusia selama tiga hari tiga malam. Puasa ini bisa disebut puasa total.
7.      Puasa Ayub, 7 hari 7 malam tidak bersuara (Ayub 2:13).
8.      Puasa Daniel, 10 hari hanya makan sayur dan minum air (Daniel 1:12), berpuasa dan berkapung selama 21 hari (Dan 10:2) dalam berpuasa ini Daniel menaikkan doa dan permohonan  (Dan 9:3). Dalam puasa Daniel dikatakan Daniel tidak makan makanan (roti) yang sedap, padanannya untuk kita saat ini adalah makan nasi. Ia juga tidak makan daging dan anggur, tetapi tidak dikatakan ia tidak minum air. Ia juga tidak berurap (untuk menandakan kesuciannya, atau pengkhususannya bagi Allah). Puasa daniel ini sering disebut dengan Puasa sebagian
9.      Puasa orang Niniwe (Yunus 3:5-7), dilakukan baik orang dewasa maupun anak-anak. Tidak ada keterangan waktu berapa lama mereka berpuasa. Dalam puasa ini mereka tidak makan, tidak minum, berselubungkan kain kapung ( suatu kain yang melambangkan ratapan dan kesedihan yang amat dalam, yang mengantar orang ke pertobatan),  berseru dengan keras dan tidak berbuat jahat. Tujuan puasa ini adalah meyatakan pertobatan dan meminta anugrah Allah.
10.  Puasa dalam kitab Yoel (Yoel 1:14, 2:12-17). Puasa disini dilakukan bersama-sama disertai berkabung.  cara orang Ibrani berkabung sangat demonstratif, lamanya 7 hari. Cara-caranya berkabung: menangis, meratap, mencarik-carik pakaian, memukul dada, menyiram abu diatas kepala berjalan dengan kaki telanjang, menarik dan menggunting rambut atau janggut, menyakiti dada, mengenakan pakaian perkabungan, dsbnya (Kej 37:29-34; 2Sam 13:19; Ima 10:6.) puasa ini dilakukan pada waktu hukuman-hukuman Allah dengan tujuan untuk menyatakan pertobatan dan memohon kasih  Tuhan.
11.  Puasa bangsa Israel ( Hak 20:26; Ezr 8:21; Est 4:3,16; Yer 36:9)
12.  Puasa Orang-orang Yabesh-Gilead. ( 1Sam 31:13)

Puasa yang tercatat dalam Perjanjian Baru
1.      Puasa Yesus, waktunya 40 hari 40 malam. Dalam Puasa ini Yesus  tidak makan tetapi tidak ada penjelasan apakah Yesus tidak minum (Matius 4:2). Puasa Yesus dilakukan sebelum memulai pelayanan-Nya. Puasa ini salah satu untuk persiapan pelayanan
2.      Puasa Hana ( Luk 2:36-37). Waktu berpuasa siang malam. Tidak ada keterangan apakah dia makan dan minum. Puasa Hana sebagai bagian dalam ibadah.
3.      Puasa Murid-murid Yohanes. (Mat 9:14).
4.      Para Rasul. (2Kor 6:5).
5.      Puasa Paulus, 3 hari 3 malam tidak makan, tidak minum dan tidak melihat (Kisah 9:9), 2 Kor. 6:5, 11:7)
6.      Puasa Jemaat di Antiokhia dan beberapa nabi dan pengajar, untuk mempersiapkan Paulus dan Barnabas dalam pelayanan (Kis. 13:2-3).
7.      Puasa jemaat di Ikonium, Listra dan Derbe , (Kis. 14:23), untuk menetapkan penetua-penetua dan menyetahkan  penetua-penetua kepada Tuhan.
8.      Orang-orang Farisi ( Mrk. 2:18; Luk 18:12). Bayaknya puasa 2X seminggu, tetepi dia meninggikan diri dan mnyombongkan diri di hadapan Tuhan dan sesama.

Fungsi dan Tujuan Puasa dalam Alkitab
Jika kita memperhatikan puasa yang terdapat dalam perjanjian Lama dan Perjanjian Baru maka kita mendapatkan kesimpulan mengenai tujuan puasa adalah sebagai berikut

Dalam  Perjanjian Lama
Ø  Persiapan menghadap Tuhan atau bersekutu (Puasa Musa dan Elia).
Ø  Sebagai Hari Raya Pendamaian atau pentahiran akan dosa  (Imamat 23:27)
Ø  Perkabungan atau dukacita (2 Samuel 1:12)
Ø  Permohonan kesembuhan atas orang lain (2 Samuel 12:16)
Ø  Permohonan perlindungan  (Ezra 8:21)
Ø  Permohonan kesembuhan bagi diri sendiri  (Mazmur 35:13)
Ø  Pengakuan dosa, Merendahkan diri di hadapan Tuhan dan dihadapan Manusia
 (Nehemia 9:1-2)
Ø  Memohon petunjuk dan jawaban Tuhan  (2 Tawarik 20:1-3)
Ø  Memohon dukungan dan kekuatan untuk melaksanakan tugas  (Ester 4:16)
Ø  Yesaya 58:1-14: Berpuasa sambil membuka belenggu kelaliman (ay 6),  melepaskan tali-tali perhambaan (ay 6), memerdekakan orang yang teraniaya (ay 6), mematahkan setiap kuk perhambaan (ay 6), memecah roti bagi orang lapar (ay 7), membawa orang miskin ke rumah (ay 7), memberi pakaian bagi orang telanjang (ay 7) dan tidak menghindarkan diri dari saudara yang membutuhkan (ay 7)

Berpuasa dalam Perjanjian Baru
Ø  Persiapan pelanyanan (Puasa Yesus, Puasa Paulus) (Matius 4:2, Kisah 9:9), 2 Kor. 6:5, 11:7 ).
Ø  Penantian pelepasan/anugrah Tuhan (puasa Hana) ( Luk 2:36-37).
Ø  Sebagai Ibadah (puasa orang parisi, para rasul dan murid-murid Yohaens)
Ø  Mempersiapkan pelayan (Puasa Jemaat di Antiokhia, Puasa jemaat di Ikonium, Listra dan Derbe) (Kis. 13:2-3, Kis. 14:23).

Jadi Puasa dalam Alkitab  bertujuan sebagai suatu persiapan untuk menghadap Tuhan, persiapan untuk pelayanan, untuk mempersiapkan pelayan, hari raya pendamaian atau pentahiran akan dosa, merendahkan diri di dapan Tuhan, Memohon anugrah Tuhan, mendisiplinkan tubuh dari keinginan duniawi, mengakui akan dosa-dosa atau menyatakan pertobatan, untuk memohon petunjuk Tuhan, perlindungan Tuhan,  Memohon dukungan dan kekuatan untuk melaksanakan tugas, untuk memperhatikan dan menolong orang lain.

Masalah makanan waktu berpuasa dalam Alkitab
Berdasarkan pemaparan puasa dalam Alkitab yang telah penulis kaji diatas maka kita menemukan 3 pola dalam masalah makanan yaitu.
1.      Puasa tidak makan dan tidak minum. (Pausa Ester, Paulus , Puasa Musa dan Elia.)
2.      Puasa Makanan tetapi tidak  berpantang air. (Puasa Yesus)
3.      Puasa pembatasan makanan dan bukan tidak makan sama sekali dalam waktu tertentu. (Puasa daniel).
Puasa tidak boleh dianggap sebagai salah satu “metode diet.” Jangan berpuasa untuk menghilangkan berat badan, tapi untuk memperoleh persekutuan yang lebih dalam dengan Allah. Ada orang-orang yang tidak bisa puasa makan (penderita diabetes misalnya), tapi setiap orang dapat untuk sementara meninggalkan sesuatu demi untuk memfokuskan diri pada Tuhan.

Saat atau Waktu berpuasa
Begitu juga mengenai saat dan waktu lamanya ber puasa, dalam Alkitab kita dapat melihat tidak ada batasan waktu untuk berpuasa tergantung komitmen dan keputusan pribadi seseorang. Namun walapun begitu Puasa perlu dibatasi waktunya secara pribadi, khususnya puasa makanan. Tidak makan dalam jangka waktu yang panjang dapat merusak tubuh. Puasa bukan untuk menghukum tubuh Anda, tapi untuk memusatkan perhatian pada Tuhan.
Puasa dilakukan kadang-kadang bersifat perseorangan (2Sam 12:22),namun berlu juga dilakukan kadang-kadang bersama (Hak 20:26; Yoel 1:14). Tidak berpatokan pada hari-hari tertentu harus berpuasa, tetapi tergantung keyakinan Pribadi masing-masing yaitu manusia itu sendiri yang menentukan hari untuk berpuasa yang dipilihnya sendiri selama 1 minggu, 1 bulan dan jangka waktu tertentu yang dipilihnya bisa dilakukan. Dalam melaksanakanya Pribadi yang berpuasa sebisa mungkin tidak di ketahui oleh kerabat, sanak soudara, dan orang-orang di sekitarnya di saat berpuasa.

Cara berpuasa yang benar
Puasa yang benar adalah puasa yang memusatkan diri pada Kristus dengan lebih baik. Jangan sampai untuk kelihatan lebih rohani dibanding orang lain dan hanya untuk mendapatkan kepentingan pribadi kita. Puasa yang benar biasanya disertai dengan Doa (Ezr 8:23; Dan 9:3), pembacaan dan perenungan Firman Tuhan (Neh.9) Pengakuan dosa (1Sam 7:6; Neh 9:1,2), Merendahkan diri (Ul 9:18; Neh 9:1), dan Berkabung (Yoel 2:12).

Mamfaat puasa
Puasa  bermanfaat baik secara Rohani yaitu
1.      Membangun kehidupan Rohani
2.      Mendekatkan diri kepada Tuhan
3.      Membuat seseorang menjadi rendahkan hati dihadapan Tuhan dan manuasia
4.      Mengandalkan hidup kepada Tuhan
5.      Minta pertolongan kepada Tuhan
6.      Mengetahui kehendak Tuhan dan menerima petunjuk-petunjuk-Ny
7.      Menerima kesembuhan atau kelepasan dari kuasa jahat .
8.      Bermanfaat mengundang campur tangan Allah dalam kesulitan tertentu yang tidak bisa diatasi dengan cara-cara biasa.
9.      Bermanfaat berdoa syafaat bagi orang lain dan bagi bangsa Negara kita .
Dasar orang percaya melakukan Puasa
Yesus mengajarkan agar murid-muridNya untuk berpuasa. Tuhan Yesus berkata: “Dan apabila kamu berpuasa,…” (Mat 6:16). Kata apabila artinya adalah sebagai orang Kristen, pada suatu saat kita akan berpuasa. Hanya waktunya sebaiknya tidak diwajibkan oleh agama, karena niat berpuasa timbul dari masing-masing pribadi. Tuhan Yesus mengajarkan sedapat mungkin agar tidak ada orang lain yang tahu jika kita berpuasa. Biar hanya Tuhan yang tahu dan memberi upah kepada kita. Oleh karena itu agama Kristen tidak mewajibkan waktu puasa. Namun puasa bukanlah suatu yang dipaksakan tatapi suatu anjuran.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan Puasa:
Selama puasa berlangsung, saudara harus ada waktu merenungkan Firman Tuhan, memuji dan bersyukur serta berdoa.
Untuk Pemula, Sebaiknya jangan melakukan Puasa dalam jangka waktu yang terlalu lama, supaya terbiasa dulu.
Biasanya waktu memulai akan mengalami kondisi fisik kurang enak, seperti mual dan pusing. Itu gejala wajar, teruskan Puasa sesuai dengan motivasi saudara.
Mengakhiri Puasa harus dengan hati-hati, jangan makan terlalu banyak, karena akan menimbulkan gangguan pencernaan. Makan makanan yang mudah dicerna, buah-buahan segar serta minuman yang dapat memperlancar pencernaan.
Penting: Setelah kita berhasil menjalani serta mengalami kemenangan rohani setelah berpuasa, berhati-hatilah supaya kita tetap dapat berdiri tegak dalam kuasa Allah, tidak jatuh dalam pencobaan dan kesombongan rohani.

penulis Supriadi Siburian, S.Th

Tidak ada komentar:

Posting Komentar