Survei Kitab Titus
Kitab Titus terdiri atas 3 pasal, 46 ayat,
dan sekitar 921 kata.
Penulis
: Rasul Paulus, yang menjadi hamba Allah
dan Rasul Yesus Kristus (1:1).
Tema:
Ajaran yang benar dan kebajikan
Tempat
dan tanggal Penulisan
Tidak diketahui dengan
pasti Paulus berada dimana ketika menulis surat ini.
Kita tahu bahwa dia meninggalkan Titus di pulau Kreta.
Kemudian Paulus pergi ke tempat-tempat lain. Waktu dia menulis surat ini, dia
mempunyai rencana untuk pergi ke Nikopolis dan tinggaldi situ selama musim
dingin (Titus 3:12).
Penerima
Surat:
Penerima surat
ini adalah Titus (Tit.1:4). Disebut pertama sekali dalam 2Kor 2:13 dan terakhir
dalam Tit 1:4. Namanya dalam Alkitab disebut sebayak 12 X. Kitab Yang Menyebut
namanya 2 Korintus, Galatia, 2 Timotius dan Titus. Pekerjaannya sebagai seorang
Penginjil dan gembala.
Seorang
Pembantu Paulus yang bukan Yahudi (2Kor 8:23), yang bepergian bersama Paulus ke
Yerusalem (Gal 2:1-10) dan yang ditolak Paulus untuk disunat, Paulus mempergunakan
dia sebagai bukti bahwa orang-orang bukan Yahudi tidak harus disunat untuk
diselamatkan (Kis. 15:1-5; Gal. 2:1-5). Dia adalah teman sekerja Paulus dan
mengikut Paulus dalam perjalanannya untuk memberitakan injil. Paulus mengirim
Titus ke Korintus untuk melihat keadaan mereka dan melapor kembali kepada
Paulus (2 Kor. 2:13; 7:6,13-15). Titus juga membantu dalam perkumpulan uang
untuk orang-orang Kristen di Yerusalem. Paulus sangat menghargai Titus (2 Kor.
8:6,16,17,23).
Jadi, setelah
Paulus dilepaskan dari penjara di Roma, Paulus dan Titus pergi ke Kreta di mana
Paulus meninggalkan Titus untuk melayani jemaat di situ untuk sementara.
Kemudian, dalam surat ini Paulus minta supaya Titus pergi dan jemput Paulus di
Nikopolis (Tit. 3:12). Tetapi pada kemudian hari Paulus mengirim Titus ke
Dalmatia untuk melayani jemaat di situ (2 Tim. 4:10). Jadi Titus adalah seorang
pelayan injil yang setia dan rajin dan rela pergi melayani jemaat di mana-mana.
Titus adalah
utusan Paulus kepada orang Korintus yang sukar, dengan membawa ‘surat keras’
(2Kor 2:3-9). Setelah kepulangan Titus kepada Paulus harus ditangguhkan, mereka
akhirnya bertemu di Makedonia di mana Titus membawa berita yang menggembirakan
sehingga Paulus merasa baik untuk meminta Titus sekali lagi kembali ke Korintus.
Latar
Belakang Kitab.
Seperti halnya
1 dan 2 Timotius, Titus adalah surat pribadi dari Paulus kepada salah seorang
pembantu mudanya. Surat ini disebut "Surat Penggembalaan" karena
membahas masalah yang berkaitan dengan peraturan gereja dan pelayanannya.
Titus, seorang bertobat bukan Yahudi (Gal 2:3), menjadi pendamping dekat Paulus
dalam pelayanan rasuli. Walaupun namanya tidak disebutkan dalam Kisah Para
Rasul (mungkin karena ia saudara Lukas) hubungan erat dengan Paulus ditunjukkan
dengan
(1) disebutnya Titus
sebanyak 13 kali dalam surat-surat Paulus,
(2) dia adalah orang
yang bertobat dalam pelayanan Paulus dan anak rohaninya (Tit 1:4) dan seperti
Timotius menjadi teman sekerja Paulus yang terpercaya dalam pelayanan (2Kor
8:23),
(3) dijadikannya wakil
Paulus setidaknya untuk satu tugas penting ke Korintus selama perjalanan misi
ketiga Paulus (2Kor 2:12-13; 7:6-15; 2Kor 8:6,16-24), dan
(4) pelayanannya
sebagai teman sekerja Paulus di Kreta (Tit 1:5).
Paulus dan
Titus bekerja bersama-sama dalam waktu singkat di Kreta (barat daya Asia Kecil
di Laut Tengah) antara pemenjaraan Paulus yang pertama dengan yang kedua. Paulus menugaskan Titus untuk melanjutkan
pelayanannya di antara orang Kreta (Tit 1:5), sedangkan dia sendiri melanjutkan
perjalanan ke Makedonia (bd.1Tim 1:3). Tidak lama sesudah peristiwa itu, Paulus
menulis surat ini kepada Titus, menginstruksikan dia untuk menyelesaikan
pekerjaan yang telah mereka awali bersama. Mungkin surat ini dititipkan kepada
Zenas dan Apolos yang akan melewati Kreta (Tit 3:13).
Dalam surat ini
Paulus meyampaikan rencananya untuk mengirim Artemas atau Tikhikus dengan
segera untuk menggantikan Titus, karena setelah itu Titus harus ikut serta
dengan Paulus di Nikopolis (Yunani), tempat yang direncanakan menjadi tempat
tinggal Paulus selama musim dingin (Tit 3:12).
Kita mengetahui bahwa rencana ini terlaksana (bd.2Tim 4:10) karena
Paulus kemudian menugaskan Titus di Dalmatia (Yugoslavia sebelum pecah).
Tujuan
Penulisan Surat
(1) menata yang
ditinggalkan Paulus di Kreta, termasuk penetapan penatua (Tit 1:5);
(2) membantu jemaat
tumbuh dalam iman, pengetahuan akan kebenaran, dan kesalehan (Tit 1:1);
(3) membungkam
guru-guru palsu (Tit 1:11); dan
(4) datang kepada
Paulus setelah ia diganti oleh Artemas atau Tikhikus (Tit 3:12).
Garis
Basar
1. Pendahuluan
atau alamat dan salam (Tit 1:1-4)
a. Pengirim
Surat (1-3)
b. Penerima
Surat (4)
2. Pengarahan
Mengenai Penugasan Penatua (Tit 1:5-9)
a. Tetapkan
Penatua di Tiap Kota (Tit 1:5)
b. Berbagai Syarat bagi Penatua (Tit 1:6-9)
Ø Pribadi
Tak Bercacat (Tit 1:6), Pelayan
yang Dapat Dipercayai (Tit 1:7), Tidak Angkuh (Tit 1:7), Bukan Pemberang (penaik
darah; pemarah (Tit 1:7), Bukan Peminum (Tit 1:7), Bukan Pemarah (Tit 1:7), Tidak
Serakah (Tit 1:7), Suka Memberi Tumpangan (Tit 1:8), Suka Akan yang Baik (Tit
1:8), Bijaksana (Tit 1:8), Adil (Tit 1:8), Saleh (Tit 1:8), Berpegang Kepada Perkataan yang Benar (Tit 1:9),
Sanggup Menasihati berdasarkan Ajaran (Tit 1:9), Sanggup Meyakinkan Para Penentang
(Tit 1:9)
Ø Keluarga
Mempunyai Hanya Satu Istri (Tit
1:6), Anak-Anaknya Hidup Beriman (Tit 1:6), Anak-Anaknya Hidup tidak Senonoh
dan Tertib (Tit 1:6)
3. Pengarahan
Mengenai Guru Palsu (Tit 1:10-16)
a. Tabiat
Guru Palsu (Tit 1:10)
b. Kelakuan
Guru palsu (Tit 1:11-12)
c. Penegoran
Guru palsu (Tit 1:13-16)
4. Pengarahan
Mengenai Kelompok Dalam Gereja (Tit 2:1-15*)
a. Laki-laki
yang lebih tua (Tit 2:2)
b. Wanita-wanita
yang lebih tua (Tit 2:3)
c. Wanita
wanita muda (Tit 2:4, 5)
d. Laki-laki
muda (Tit 2:6-8)
e. Hamba-hamba (Tit 2:9-10)
f. Kebenaran-kebenaran
Injil (Tit 2:11-14)
g. Panggilan
untuk memberitakan kebenaran (Tit 2:15)
5. Nasihat
Tentang Kebajikan (Tit 3:1-11)
a. Kelakuan
Terhadap Sesama (Tit 3:1-2)
b. Kemurahan
Allah Kepada Kita (Tit 3:3-7)
c. Membedakan
yang Berguna dan Mana yang Tidak (Tit 3:8-11)
6. Penutup
(Tit 3:12-15)
Pesan
dan Penerapan Kitab Titus
1. Pentingnya
kepemimpinan rohani (Tit 1:5-16)
Titus ditugaskan untuk mengangkat penatua-penatua
di Kreta. Ia diberikan petunjuk-petunjuk secara terperinci mengenai
syarat-syarat yang harus mereka miliki. Selain itu, Titus tidak diberi gambaran
mengenai masalah-masalah yang mungkin dihadapinya di antara orang Kreta. Kepemimpinan
rohani sejati merupakan hal penting dan utama dalam kehidupan gereja dan
kriteria yang ditentukan oleh Paulus masih berlaku sampai sekarang.
2. Kehidupan
Kristen dalam kenyataan (Tit 2:1-10).
Mungkin saja apa yang disampaikan dalam
bentuk kata-kata atau tulisan secara umum, pesannya tidak diterapkan pada
setiap orang. Paulus membagi-bagi kelompok umur dengan masalah masing-masing
dan memberikan kepada setiap kelompok nasihat praktis hakiki yang harus
diterapkan dalam tingkah laku mereka.
3. Berita Injil secara singkat (Tit 2:11-14)
Dalam satu kalimat yang panjang Paulus
menyampaikan berbagai aspek pesan Kristen. Allah telah mengambil inisiatif.
Kita perlu memperhatikan bahwa hanya anugerah Allah yang dapat membawa
keselamatan dan semua ini diwujudkan dalam seorang pribadi, yaitu Yesus Kristus
Tuhan. Lebih dari itu, pesan ini ditujukan kepada semua orang di mana pun
mereka berada. Diselamatkan, bukanlah semata-mata pengalaman mistis,
keselamatan mempunyai arti praktis yang penting. Secara negatif berarti
berbalik dari cara hidup yang lama; secara positif berarti menghayati hidup
yang benar. Kristen mempunyai pengharapan yang mulia, yaitu datangnya kembali
Tuhan dan Juruselamat mereka dalam tubuh kemuliaan. Pengharapan ini menjadi
pendorong untuk hidup dalam kekudusan. Pula, ini berdampak kuat mempengaruhi
sifat dan kelakuan Kristen.
4. Terdapat
segala macam … ! (Tit 3:8-15)
Gereja
Kristen mempunyai masalah baik dalam jemaatnya maupun pada para pekerja
kuncinya. Di Kreta terdapat banyak orang yang suka berdebat dan bertengkar, dan
ada pula yang pengajarannya sangat sesat. Di pihak lain, terdapat orang-orang
yang setia, berani dan tegas seperti Artemas, Tikhikus, Zenas dan Apolos.
Mereka bukan hanya orang yang sangat dikenal dalam gereja mula-mula, tetapi
mereka adalah orang-orang yang dapat dipercaya. Orang-orang seperti itulah yang
sangat diperlukan dalam gereja untuk memegang posisi penting dan bukan
semata-mata pribadi-pribadi yang berkuasa, yang mungkin berhasrat menjadi
primadona.
Tema-tema
Kunci
1. Pentingnya
kehidupan keluarga.
Perlu diperhatikan bahwa dalam
daftar syarat-syarat bagi para penatua terdapat kalimat-kalimat yang
berhubungan dengan kehidupan keluarga. Seorang penatua haruslah ‘seorang suami
dari satu istri’. Anak-anaknya harus memberikan dukungan penuh pada jabatan
gerejawinya. Ia harus seorang yang ‘senang memberi tumpangan’. Kesaksian dari
keluarga Kristen pada dunia purba sangat penting, dan para pemimpin Kristen
harus memperlihatkan cara hidup itu pada mereka. Ini juga tetap penting untuk
masa kini.
Perhatikan syarat-syarat bagi
istri-istri para penatua gereja (1 Tim. 3:11). Seberapa jauh gereja masa kini
memberlakukan syarat-syarat ini dengan serius agar para pemimpin gereja yang
dipilih adalah mereka yang memiliki keluarga yang bahagia.
2. Tingkah
laku yang sepadan.
Fakta bahwa keyakinan dan sikap, pengakuan
iman dan tingkah laku, tidak selalu berjalan selaras, adalah topik yang sering
dimunculkan Alkitab. Ini merupakan dasar pertentangan Tuhan kita dengan orang
Farisi (lihat Mat. Tit 23:1- 39). Yakobus membuat pernyataan yang serupa ketika
ia menekankan bahwa iman tanpa perbuatan pada hakikatnya adalah mati (Yak. Tit
2:14-26). Dalam suratnya, Paulus sering menunjukkan pendapat yang sama. Dalam
Titus 1: 16, Paulus berkata tentang mereka ‘yang mengaku mengenal Allah, tetapi
dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia’. Tuhan kita berkata: ‘dari
buahnyalah kamu akan mengenali mereka’ (Mat. 7:20). Pengakuan iman dan kelakuan
harus serasi, jika tidak demikian maka kita layak dicap, digolongkan orang
munafik.
Dengan cara bagaimana mereka yang mengaku
mengenal Allah menyangkal Dia dalam hidup mereka? Coba kumpulkan fakta yang
menunjukkan bahwa pengakuan iman Kristen dan tingkah laku Kristen seringkali
tampak terpisah jauh satu dengan yang lain. Coba pelajari Matius 23, temukan
beberapa kegagalan total orang Farisi.
3. Pentingnya
doktrin yang benar.
Dengan membaca Perjanjian Baru
jelaslah bahwa dalam gereja mula-mula, mereka tahu apa yang dimaksud dengan
‘iman’. Mereka dapat menyimpulkan apa yang bagi mereka merupakan unsur-unsur
dasar dari pengakuan iman mereka. Paulus menjelaskannya dengan sangat baik
dalam Titus (Tit 2:11-14). Di sini kita berjumpa dengan suatu pernyataan
terjelas mengenai anugerah Allah dalam Perjanjian Baru. Gereja yang sehat
dibangun di atas dasar doktrin yang benar. Iman Kristen kita bukan hanya
bersangkutan dengan karya-karya Allah pada masa tertentu dalam sejarah, tetapi
juga dengan yang sedang Ia lakukan dalam kehidupan umat-Nya dan yang akan Ia
lakukan di masa yang akan datang. Harapan orang percaya ialah kedatangan Kristus
kembali secara pribadi dan ia hidup di bawah terang pengharapan kedatangan-Nya
itu.
Maksud dari kasih karunia Allah di dalam
Kristus ialah ‘untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk
menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat
baik’ (Tit 2:14). Seberapa jauh Kristen dewasa ini melihat diri mereka di bawah
terang firman ini? Apa makna menjadi ‘umat kepunyaan Allah’ bagi kita? (Lihat
1Pet 2:9; 1Kor 6:19.
Survei
Paulus membahas empat pokok utama di dalam surat ini.
(1) Dia menginstruksikan Titus mengenai tabiat dan syarat
rohani yang diperlukan mereka yang akan dipilih menjadi penatua (penilik
jemaat) di dalam gereja. Penatua haruslah orang saleh yang sifatnya terbukti,
berhasil menuntun keluarganya sendiri (Tit 1:5-9).
(2) Paulus menyuruh Titus mengajarkan doktrin yang benar
serta membungkam dan menegur para guru palsu (Tit 1:10-2:1). Di dalam surat ini
Paulus memberikan dua rangkuman tentang ajaran yang sehat (Tit 2:11-14; 3:4-7).
(3) Paulus menggambarkan untuk Titus (1Tim 5:1-6:2) peranan
yang patut untuk laki-laki yang sudah lanjut usia (Tit 2:1-2), wanita yang
sudah tua (Tit 2:3-4), wanita yang masih muda (Tit 2:4-5), para pemuda (Tit
2:6-8), dan para budak (Tit 2:9- 10).
(4) Akhirnya, Paulus menekankan bahwa kebajikan dan
kehidupan yang benar adalah buah yang perlu dari iman yang sejati (Tit 1:16;
2:7,14; Tit 3:1,8,14; bd. Yak 2:14-26)
Penulis: Supriadi Siburian, S.Th
Tidak ada komentar:
Posting Komentar