Sabtu, 23 April 2016

TANGGUNG JAWAB ORANG PERCAYA (KRISTEN)



TANGGUNG JAWAB ORANG PERCAYA
Disiapkan oleh SUPRIADI SIBURIAN, M.TH
Tujuan:
Agar mengerti dan memahami apa yang menjadi tangung jawab orang percaya, sehingga menjadi pribadi-pribadi yang bertangunggung jawab dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan Firman Tuhan. 

1.       Pengertian Tanggung Jawab
Menurut kamus umum bahasa Indonesia Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya  yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Atau, sikap menerima tugas dengan segala konsekuensinya, kemudian melakukannya dengan setia.
Menurut etika, tangung jawab berkaitan dengan jawab. Bertanggung jawab berarti dapat menjawab, bila ditanyai perbuatan-perbuatan yang dilakukan.  Jawabapan itu harus diberikan kepada Tuhan, dirinya sendiri, dan kepada masyarakat luas.
Kata Alkitab tentang Tanggung Jawab, Menurut Bilangan 11:11, tanggung jawab berarti beban, sedangkan dalam ayat 14, tanggung jawab berarti tugas. Gal.5:6  ”Sebab masing-masing orang memikul tanggung jawab sendiri”.
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab orang percaya   adalah kewajiban, tugas,  beban yang harus ditanggung dan dijalankan dengan setia dalam kehidupan sehari-hari. 

2.      Dasar Kita bertangung Jawab
A.    Allah yang  menjadi pemilik segala sesuatu yang ada.
Alkitab mengatakan bahwa Allah adalah pemilik atas alam semesta, sebab Ia yang menciptakannya (Kej.  1:1; Yoh. 1:3). "Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkannya di atas lautan dan menegakkannya di atas sungai-sungai" (Maz. 24:1-2). Sebab Ia yang menjadikan kita, maka kita menjadi kepunyaan-Nya juga (Maz. 100:3). Allah menciptakan segala sesuatu untuk kemuliaan-Nya (Yes. 43:7; Kol. 1:16; Wahyu 4:11) dan kesenangan-Nya (Maz. 149:4).  

B.     Manusia dipercayakan Tuhan untuk mengurus segala CiptaanNya
Menurut Kej. 1:28; 2:7,  Manusia diberi tanggung jawab untuk mengolah bumi, berkuasa dan memelihara ciptaan Allah yang lain. Tanggung jawab ini hanya diberikan kepada manusia bukan kepada ciptaan lainnya. Ini berarti manusia mendapat tugas untuk mengatur seluruh alam dan kehidupan di muka bumi ini.

C.    Manusia akan mempertangung jawabkan semua yang di lakukan ( Pkh. 12:14)  
Kita sendiri sebagai orang-orang percaya harus memberikan pertanggungjawaban kepada Allah. Kita harus memberitahukan kepadaNya apa yang telah kita perbuat dengan apa yang Dia percayakan kepada kita (I Korintus 3:13-15). Rasul Paulus merasakan beratnya tanggung jawab yang besar ini ketika ia berseru, "Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil!" (I Korintus 9: 16).  

3.      Macam-macam tanggung jawab
Berdasarkan pembagiannya tangung jawab manusia dibagi menjadi tenggung jawab terhadap Allah, diri sendiri, sesama, keluarga, gereja, bangsa dan negara.
1.      TANGGUNGJAWAB TERHADAP ALLAH
Setiap manusia mempunyai tanggung jawab kepada Allah. Tangung jawab manusia kepada Allah adalah sebagai berikut:

a.      Mempersembahkan Diri dan Milik Kita (Rom. 12:1-2)
Kata mempersembahkan berarti memisahkan sesuatu untuk maksud tertentu. Apabila ini dipakai dalam hubungan kita dengan Allah, itu berarti memberikan diri dan milik kita kepada Allah. Yesus menuntut hal yang sama pada waktu Ia berkata, "Berikan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah" (Matius 22:21).

b.      Menaati Allah
Ketaatan kepada Allah adalah penyerahan kehendak kita kepada kehendak- Nya. Ini adalah lebih baik dari apa pun juga yang dapat kita lakukan untuk memperkenankan Allah (I Samuel 15:22).  Kita juga harus sering berkata, " ... tetapi bukanlah kehendakku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi" (Lukas 22:42). Tetapi sementara kita belajar, kita boleh berharap pada pertolongan Roh Kudus, sampai kita mampu untuk berkata, "Aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku!" (Mazmur 40:9).

c.       Mengucap Syukur ( 1 Kor. 1:14, Kol 3:15-17, 1 Tes. 5:18)
Betapa baiknya Allah sebagai pemilik! Ia adalah pemilik segala sesuatu, tetapi Ia juga memberikan segala sesuatu kepada semua orang (Kis. 17:25). Ia juga telah berjanji untuk "mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia" (Roma 8:32). Karena itu seharusnyailah kita mengucap syukur kepada-Nya sebab walaupun kita tidak memiliki apa-apa, Ia memperkenankan kita memperoleh segala sesuatu yang dimiliki-Nya. Dalam bersyukur kita menyenangkan Dia sebab itulah yang dikehendaki Allah bagi kita (Kolos 3:15; I Tesalonika 5:18).

d.      Penyerahan Diri Sendiri
Jika Allah adalah pemilik kita yang mutlak, maka yang paling tepat bagi kita ialah tunduk kepada-Nya. Seekor lembu mengenal pemilik dan ka 'ena itu menurut kepadanya. Apa lagi kita, sebagai makhluk-makhluk yang berakal budi, kita harus tunduk kepada Allah! Kiranya Tuhan tidak perlu berkata kepada kita sebagaimana yang dikatakan-Nya kepada Israel, "Urnat-Ku tidak memahaminya" (yesaya 1:3).

e.       Memberi Hormat
Apabila kita hidup bagi Dia, kita menghormati Dia sebagai pemilik hidup kita. Akibatnya, Ia juga akan menghormati kita, penatalayan-Nya yang setia (I Samuel 2:30). Sebab itu kita harus menghormati Dia dengan perkataan dan perbuatan kita. Dalam Maleakhi 1:6-8 kita baca bagaimana nabi Maleakhi menegur para imam Israel dengan keras karena sikap mereka yang tidak hormat terhadap Allah. Mereka tidak memperlakukan pemimpin-pemimpin mereka dengan cara yang sedemikian.
f.       Menunjukkan Ketaatan
Sebagai pemilik kita, Allah melaksanakan sifat Ketuhanan-Nya atas kita. Ia adalah Tuhan dan kita adalah hamba-Nya. Ini berarti bahwa kita harus menaati Dia. Jika kita menaati pemimpin-pemimpin dunia, maka kita harus lebih lagi menaati Dia yang adalah Tuan atas segala Tuan! Tetapi, bisa saja seseorang menyebut Allah "Tuhan" tanpa bersedia menaati Dia (Lukas 6:46). Sikap seperti ini adalah tidak jujur dan munafik. Di Israel, seseorang dengan rela dapat menjadi hamba terus selama tuannya memperlakukannya dengan baik (Keluaran 21:5-6). Allah telah memperlihatkan diri-Nya sebagai seorang Tuan yang baik terhadap kita. Jadi, adalah masuk akal apabila kita dengan rela menjadi hamba-Nya yang taat untuk selamanya.

2. TANGGUNGJAWAB TERHADAP DIRI SENDIRI
a.  Pertumbuhan Rohani
 Seperti kita dilahirkan ke dunia ini sebagai seorang bayi, "dilahirkan kembali" saat kita percaya dalam Yesus Kristus (Yoh. 3:1-16) dan seperti kita juga bertumbuh dari seorang anak menjadi seorang yang dewasa, begitu pulalah kita akan tumbuh dalam kehidupan Kekristenan kita. Kita dipanggil untuk menjadi dewasa/matang dan karena panggilannya adalah untuk mencapai kedewasaan seperti Bapa kita yang di surga (Mat. 5:48),hal ini tidak pernah lengkap dalam hidup kita (Flp. 3:12-15).
b. Orang Kristen bertanggung jawab untuk membuang dosa (Titus 2:12).
Dosa menghambat berkat Allah. Dosa membutakan mata rohani orang percaya untuk melihat dan melakukan kehendak Tuhan. Setelah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, kita menjadi "manusia baru". Ada hal-hal yang memalukan yang tidak pantas dilakukan oleh orang percaya yang sudah lahir baru dan menyandang gelar manusia baru (Efesus 4:20-31).
c. Hidup Menurut Rencana Allah
Saudara tidak perlu menyelesaikan persiapan saudara sebelum saudara mulai hidup menurut rencana Allah. Kita harus hidup untuk Tuhan, dan bukannya untuk diri kita sendiri, sebab kita adalah milik Tuhan (Roma 14:7-8). Inilah salah satu segi dari penatalayanan seseorang.
d. Bekerja
Kerja adalah bagian yang penting dari kehidupan Kristen. Ketika Allah menciptakan manusia, Ia menempatkannya dalam taman Eden untuk mengolahnya (Kejadian 2:1S). Taman itu akan menghasilkan makanan yang ia butuhkan jika ia mengolahnya dan memeliharanya (Kejadian 2: 16). Rasul Paulus mengulangi prinsip ini ribuan tahun kemudian di dalam ucapannya, "Jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan" (II Tesalonika 3: 10). Tetapi, Allah juga menghendaki agar kita bekerja supaya kita dapat menolong mereka yang berkekurangan (Efesus 4:28).  Sebab itu, saudara harus bekerja dengan jujur, dengan segenap hati (Efesus 6:5 -7; Kolese 3:23), seperti untuk Tuhan.
e. Pikirkan Apa yang Baik
Pikiran kita menentukan watak kita, sebab "seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia" (Amsal 23:7). Allah ingin agar kita berpikir tentang hal-hal yang baik dan yang berkenan kepada-Nya (Filipi 4:8; Mazmur 19: I5). 
Paulus menasihati orang-orang Filipi agar mengisi pikiran mereka dengan "semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji" (Filipi 4:8).
Saudara harus menghindari orang-orang yang mempengaruhi saudara dengan pikiran-pikiran yang buruk (Mazmur 1:1; II Timotius 2:16). Sebaliknya, carilah percakapan-percakapan yang membangun (Efesus 4:29).
f.       Mempelajari Hal-hal yang Berguna
Saudara bisa mulai mempelajari Alkitab (Kisah Para Rasul 17:11) bersama buku-buku Kristen lainnya yang akan menolong saudara dapat memahami Firman Allah, menjadi orang percaya yang lebih matang, dan melayani dengan lebih giat dalam pekerjaan Tuhan (II Timotius 2:15).  Dan apabila saudara sedang mempelajari Firman Allah, Dia akan menolong saudara memahaminya (Efesus 1:18; I Yohanes 5:20).
g.      Hendaklah Berakal Sehat
Rasul Paulus berkata kepada orang-orang Korintus, " ... Janganlah sama seperti anak-anak dalam pemikiranmu . . . tetapi orang dewasa dalam pemikiranmu" (I Korintus 14:20). Kita, sebagai anak Allah bertanggung jawab untuk berkembang secara mental. Ini berarti bahwa kita harus mengembangkan kemampuankemampuan mental kita rnenjadi dewasa (Ibrani 5: 11-14).
h.      Menjauhi Setiap Jenis Kejahatan
Mungkin saudara pernah merasakan ada suatu pertentangan dalam diri saudara sendiri. Akal budi saudara tahu apa yang baik (Roma 7:23), tetapi kehendak saudara terlalu lemah untuk menaati perintah-perintah yang diberikan oleh akal saudara (Roma 7: 15,19) Apakah pertanggungjawaban kita kepada Allah akan lebih banyak berisi kegagalan daripada kemenangan?
Rasul Paulus, menyebutkan kepada kita tentang kegagalankegagalan dalam Roma 7, menunjukkan dalam Roma 8 cara untuk memperoleh kemenangan. Roh Kudus datang untuk membantu kita, orang-orang yang lemah (Roma 8:26). Kuasa Allah menjadi sempurna bila kita dalam keadaan lemah (II Korintus 12:9). Dengan keyakinan ini, kita dapat menjadi salah satu dari mereka yang "dalam kelemahan, telah menjadi kuat" (Ibrani 11:34). Karena itu, tidaklah heran jika Paulus berkata, "Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan" (I Tesalonika 5:22). Inilah yang dikehendaki Allah dari kita, dan pada waktu kita dicobai, Ia akan memberikan kepada kita jalan keluar, sehingga kita dapat menanggungnya (I Korintus 10:13).Tetapi kita harus memakai kehendak kita agar mendapat pertolongan-Nya.
i.        Memilih yang Benar
Ketika Allah memberi kehendak kepada manusia, Ia mempercayakan sesuatu yang sangat berbahaya dan peka kepadanya. Ibarat memberinya suatu senjata yang besar kapasitasnya - sebab kehendak manusia itu bebas. Ia mempunyai kuasa untuk memilih. Dengan kehendaknya, si pengurus bahkan dapat mendurhaka terhadap Sang Pemilik! (Yohanes 5:40). Jika demikian, betapa besarnya tanggung jawab kita untuk mengatur kehendak kita agar seturut dengan kehendak Allah.
Memilih menyangkut membuat suatu keputusan. Saudara memutuskan untuk memilih Kristus, dan bukannya menolak Dia. Saudara memutuskan untuk bangun pagi ini dan bukannya tidur terus, terus membaca buku ini dan bukan buku yang lain. Kuasa memilih inilah yang dimaksud Allah apabila Dia berkata, "Jika kamu menurut ... Tetapi kamu melawan .,;" (Yesaya 1:19,20). Keadaan kita adalah akibat dari keputusan-keputusan kita yang baik dan yang buruk. Memang, Allah ingin agar kita selalu memilih yang benar (Ulangan 30:19). Kehendak yang diatur baik menghasilkan keputusan-keputusan yang baik, sedang jika diatur secara tidak baik, maka hasilnya adalah keputusankeputusan yang buruk. Saudara menilai seorang pengatur dari keputusankeputusan yang dibuatnya! Misalnya, Daniel membuat keputusan yang baik (Daniel 1:8), tetapi keputusan yang dibuat Saul itu salah (I Samuel 15:9-11).
j.        Berbuat baik
Allah ingin agar kita memakai kehendak kita, bukan saja untuk menghasilkan keinginan-keinginan yang baik, tetapi yang terutama ialah menghasilkan perbuatan-perbuatan yang baik (Yakobus 1:22; Matius 5: 16). Paulus berkata, "Marilah kita berbuat baik kepada semua orang" (Galatia 6: 10).
k.      Mengendalikan Tubuh
Setiap orang yang belum mengakui Allah sebagai Pemilik dan Tuhannya hidup dalam kebingungan. Dosa adalah tuannya; tetapi ia menganggap bahwa dia adalah tuan atas dirinya sendiri. Mengingat akan hal ini, dan karena yakin pula akan hal ini, ia menyerahkan dirinya kepada dosa (Efesus 4:19: sampai tabiat nya menjadi rusak (Roma 1:24-27). Walaupun kadang-kadang akalnya sadar akan perhambaan ini, kehendaknya tetap tidak mampu mengendalikan keinginan tubuhnya yang berdosa (Roma 7:23-24). Keadaan orang percaya adalah sangat berbeda. Allah yang memilikinya, Kristus adalah Tuhannya, dan Roh Kudus diam dalam dirinya (I Korintus 3: 16).
Ini berarti bahwa dosa tidak lagi menjadi tuannya karena Roh Kudus telah memerdekakan dirinya dari kungkungan dosa (Roma 8:2). Sekarang ia telah diberi kuasa untuk menjadi tuan dan bukannya budak tubuhnya. Karena itu, janganlah ia membiarkan dosa menguasai dirinya melalui keinginan tubuhnya (Roma 6:12,14; I Petrus 2:11). Sebaliknya, ia harus menguasai tubuhnya dengan sepenuhnya (I Korintus 9:27).

l.        Memakai tubuh demi Kemuliaan Allah
Janganlah saudara memakai tangan untuk mencuri atau memukul tetangga saudara (Efesus 4:28), janganlah memakai kaki saudara untuk pergi ke tempat-tempat yang mencurigakan, janganlah juga memakai mulut saudara untuk berbohong dan mengeluarkan kata-kata yang kotor dan keji (Efesus 4:25,29; 5:4). Janganlah saudara memakai mata saudara untuk memandang hal-hal yang tidak pantas atau memandang seorang perempuan dengan maksud yang tidak baik di dalam hati (Matius 5:28); janganlah memakai tubuh saudara untuk percabulan (I Korintus 6: 13,18). Akan tetapi, cara yang terbaik untuk mengakui Allah sebagai pemilik tubuh kita ialah dengan mempersembahkannya kepada Dia (Roma 6:13; 12:1l. Persembahan ini meliputi penggunaan anggota-anggota tubuh kita untuk memuliakan dan melayani Allah (Roma 6:19; I Korintus 6:20).
m.    Memelihara Kesehatan
Sebagai tempat kediaman Roh Kudus, tubuh kita perlu dijaga agar tetap sehat dan suci. Memasukkan hal-hal yang akan merugikan, memalukan atau merusakkan, berarti menajiskannya. Dan Allah memberi hukuman yang berat kepada mereka yang menajiskan rumah-Nya (I Korintus 3:17). Inilah sebabnya orang-orang Kristen menjauhi kebiasaan-kebiasaan seperti merokok, minum minuman keras, atau minum obat bius. pengaruhnya yang merusak terhadap organisme (susunan tubuh) manusia adalah sangat jelas.
Alasan lain mengapa kita tidak boleh melakukan kebiasaan-kebiasaan yang merugikan itu ialah karena Kristus adalah Tuhan atau Guru kita. Dengan jelas Yesus berkata, "Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan" (Matius 6:24).
n.      Menunjukkan Penampilan yang Baik
Jagalah Kebersihan Tubuh Saudara: Sebagai seorang penatalayan, orang percaya berkewajiban menjaga agar tempat kediaman Roh Kudus itu bersih..
Berpakaianlah Secara Sopan: Dalam jemataat yang mula-mula, diberikan petunjuk-petunjuk tertentu (I Korintus 11:2-15; I Timotius 2:9; 1 Petrus 3:1-3).  Marilah sekarang kita perhatikan empat prinsip  yang harus mempengaruhi cara berpakaian orang-orang percaya. Prinsip-prinsip itu ialah perbedaan, kesederhanaan, kesopanan, dan kepantasan.
Perbedaan. Dalam Ulangan 22:5, kita baca kata-kata ini, "Seorang perempuan janganlah memakai pakaian laki-laki dan seorang laki-laki j anganlah mengenakan pakaian perempuan, sebab setiap orang yang melakukan hal ini adalah kekejian bagi Tuhan, Allahmu." Dalam ayat ini Allah menunjukkan bahwa harus ada perbedaan dalam cara berpakaian antara laki-laki dan perempuan. Rupanya, prinsip perbedaan inilah, bersama dengan prinsip-prinsip lainnya, yang diterapkan Paulus dalarn situasi yang timbul di jemaat Korintus (I Korintus 11:2-15).
Kesederhanaan: Kesederhanaan berarti bahwa orang-orang percaya harus berpakaian dalam cara yang sederhana tanpa perhiasan yang berlebih-lebihan atau yang menyolok mata. Perhatikan bagaimana Paulus dan Petrus menerapkan prinsip itu kepada orang-orang Kristen dalarn jemaat yang mula-mula (ITimotius 2:9; I Petrus 3:3).
Kesopanan: Paulus menunjukkan dengan jelas bahwa kesopanan adalah prinsip yang penting, yang harus diikuti (I Timotius 2:9). Artinya, janganlah orang-orang Kristen itu berpakaian dengan tujuan memamerkan tubuhnya dengan cara yang merangsang. Orang-orang Kristen harus ingat bahwa tubuh mereka haruslah dipergunakan untuk melayani Tuhan (I Korintus 6: 13). Kiranya tubuh saudara dipergunakan untuk kemuliaan Allah dan bukannya untuk menjadi batu sandungan bagi orang lain (I Korintus 10:31,32)!
Kepantasan: kepantasan lebih cenderung kepada kebudayaan, waktu, dan keadaan setempat. Artinya, apa yang pantas dalam salah satu kebudayaan, waktu, atau tempat, mungkin tidak pantas dalam kebudayaan, masa, atau tempat lain. Dalam I Korintus 11:13, rasul Paulus menunjuk kepada prinsip kepantasan ini.
o.      Mempergunakan Waktu dengan Sebaik-baiknya
Tuhan memberikan waktu kepada kita untuk digunakan, sehingga waktu yang kita punya bukanlah benar-benar milik kita, melainkan milik Tuhan. Bagaimana kita dapat menggunakan waktu yang telah diberikan Tuhan dengan cara yang terbaik? (Maz. 90:12, Pengkhotbah 12:1, dan Ef. 5:15-16).
Kita harus merencanakan bagaimana kita ingin menggunakan waktu , sebagaimana Tuhan memimpin kita (Maz. 19:8). Kita harus mendaftar segala sesuatu yang ingin kita lakukan, termasuk berdoa, belajar Alkitab, berbakti dan semua kegiatan kita.
Waktu untuk Berdoa: Bagian terpenting dari setiap hari adalah memulai hari bersama dengan Tuhan (Maz. 5:4). Kita harus merencanakan untuk menyediakan waktu bersama-Nya setiap pagi sebelum kita melakukan hal lainnya. Selama waktu itu kita akan memuji Tuhan dan bersyukur atas berkat-berkat- Nya.
Waktu untuk Bekerja: "Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi (Pengkhotbah 9:10)."
Waktu untuk Beribadah dan Beristirahat: "Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat" (Keluaran 20:8). Makna hari Sabat bukan sekadar umat harus berhenti dari pekerjaan dan aktivitasnya, tetapi karena Allah sang pencipta bersedia berhenti bekerja untuk menguduskannya.
p.      Memanfaatkan Kemampuan-kemampuan (Karunia Rohani)
Karunia-karunia rohani diberikan kepada orang-orang ketika percaya dan menerima Kristus sebagai Juru Selamat pribadi. Pada saat yang sama Anda diberi paling sedikit satu karunia rohani yang digunakan oleh Roh Kudus dalam hidup Anda. (1 Korintus 12:11) "Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah." (1 Petrus 4:10)
Karunia rohani adalah untuk memuliakan Kristus dan membangun gereja-Nya. Karunia-karunia rohani harus digunakan untuk pelayanan di dunia ini. Karunia-karunia tersebut diberikan untuk memuliakan Kristus dan menolong gereja untuk bertumbuh. (baca 1 Korintus 12:1-3; Efesus 4:12; 1 Korintus 2:12)
Karunia-karunia rohani adalah perlengkapan rohani orang-orang percaya untuk melakukan pekerjaan Allah dengan kuasa Allah. Rasul Paulus membandingkan gereja sebagai sebuah tubuh jasmani. Tubuh memiliki banyak anggota dan setiap anggota memiliki tugas khusus. Satu bagian tidak dapat melakukan pekerjaan bagian yang lain. Mata tidak dapat mendengar, tangan tidak dapat berjalan. Demikian juga halnya dengan orang percaya, setiap orang percaya harus tahu bagaimana menggunakan karunianya. (1 Korintus 12:12-31 ) Tuhan telah memperlengkapi orang-orang percaya untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu dalam gereja.

q.      Uang dan Harta Benda Kita
Banyak dari ajaran-ajaran Tuhan Yesus berhubungan dengan manusia dan kekayaan. Ajaran-ajaran yang utama di antaranya adalah sebagai berikut: Janganlah kita mengumpulkan harta di bumi untuk diri kira sendiri (Matius 6:19-21). Berbuat demikian adalah sama dengan tindakan orang bodoh (Lukas 12:16-21; Markus 8:36). Kita tidak dapat mengabdi kepada Allah dan uang sekaligu (Matius 6:24). Kita harus mempergunakan harta kekayaan untuk menolong orang miskin. Dengan berbuat demikian itu berarti mengumpulkan harta di sorga (Matius 6:20; 19:21; Lukas 12:33; 16:9). Adalah sangat sukar bagi orang kaya untuk masuk dalam kerajaan Allah (Lukas 18:18-25). Semua ajaran ini menyatakan kebenaran berikut: orang memakai kekayaannya cara yang dikehendaki Allah.

3. TANGGUNGJAWAB MANUSIA TERHADAP KELUARGA
Setiap orang percaya juga memiliki tanggung jawab untuk menjadi teladan dalam rumah tangga Kristen (Markus 10:2-12; Efesus 5:21-6:4; 1 Petrus 3:1-7). Hal ini sangatlah penting karena setiap orang Kristen dipanggil untuk menjadi saksi Kristus.
a.      Tanggung Jawab dalam Pernikahan
Alkitab mengajar dengan pasti bahwa Allah menghendaki pernikahan di dalam hidup kita (Markus 10:2-12). Satu masalah yang sangat serius yang dihadapi orang-orang pada masa ini ialah bahwa perpisahan dan perceraian sudah menjadi masalah yang dihadapi seluruh dunia, baik oleh para suami istri Kristen maupun para suami istri bukan Kristen. Tetapi Alkitab berkata, "Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia" (Markus 10:9). Para suami dan istri Kristen harus berusaha hidup menurut Alkitab. Mereka tentunya akan mengalami masa-masa sulit dalam pernikahan mereka. Mereka harus membuat janji setia dalam pernikahan dan mencari jalan keluar untuk setiap permasalahan yang mereka hadapi.

b.      Tanggung Jawab dalam Hubungan Keluarga (Suami dan Istri serta Anak-anak)
Tuhan memberi suatu dasar untuk membangun rumah tangga Kristen yang kuat. Ia berkata "dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus" (Efesus 5:21).  
Orang Tua : Allah telah memerintahkan kepada para orang tua untuk mengajar, mendidik, dan mengasihi anak-anak mereka (Efesus 6:4; Titus 2:4).
Anak-anak : kewajiban anak-anak ialah menaati orang tuanya (Efesus 6:1-3; Kolose 3:20).
Suami-suami : Allah menetapkan satu kewajiban utama kepada para suami: mengasihi isterinya (Efesus 5:25; Kolose 3: 19).
Isteri-Isteri: isteri diberi kewajiban untuk Tunduklah kepada suamimu  sebagaimana jemaat tunduk kepada kepemimpinan Kristus (Efesus 5:22,24; Kolose 3:18; Titus 2:5; I Petrus 3:1,5) dan Kewajiban lain yang telah Allah bebankan pada para isteri ialah Jadilah isteri-isteri yang baik (Titus 2:5).

4. TANGGUNGJAWAB MANUSIA TERHADAP SESAMA
a.      Mengasihi Sesama Kita
Yesus mengajarkan bahwa mengasihi sesama itu adalah sama pentingnya seperti mengasihi Allah (Matius 22:37-39; Markus 12:30,31). Sebagai orang Kristen, kita berkewajiban untuk berbuat baik kepada setiap orang, dan terutama kepada mereka yang seiman dengan kita (Galatia 6: 10). Artinya kita harus menolong saudara-saudara yang memerlukan pertolongan (Kisah Para RasuI4:34; Yakobus 2:15,16; I Yohanes 3:17). Demikia, juga kita harus menolong orang-orang yang tidak kita kenal (asing) (Matius 25:34-40; Yakobus 1:27).
b.      Membagi Pengetahuan Saudara
Akal budi kita dapat membawa kemuliaan bagi Allah dan menjadi berkat bagi orang lain jika kita membagikan apa yang kita ketahui. Beberapa cara untuk melakukan hal ini antara lain ialah bersaksi tentang apa yang telah dikerjakan Kristus dalam hidup saudara (Kisah Para Rasu123: 11), atau memberitakan Injil (Kisah Para Rasul 8:4) dan mengajarkan Firman Allah (I Timotius 4:6). Saudara juga dapat mengajarkan membaca kepada mereka yang buta huruf atau membagikan kekhususan lain yang saudara miliki. Dapatkah saudara bermain musik? Ajarkan kepada yang lain di gereja. Dapatkah saudara menjahit, atau menyulam? Ajarlah pengetahuan ini pada kelompok kaum wanita dalam gereja saudara.
c.       Mempengaruhi Masyarakat Kita
Murid-murid yang pertama dianggap sebagai orang-orang yang sangat berbahaya terhadap tata masyarakat yang sudah ada. Bahkan mereka dituduh "mengancam seluruh dunia" (Kisah Para Rasul 17:6).  Orangorang Kristen dari jemaat yang mula-mula mempunyai pengaruh terhadap masyarakat pada masa itu; kita juga dapat memberi pengaruh terhadap masyarakat kita. Kita dapat membela keadilan dengan bersuara memerangi kejahatan masyarakat pada zaman kita. "Kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa" (Amsal 14:34).

5.  TANGGUNGJAWAB TERHADAP GEREJA
a.      Bertanggung Jawab dalam Hal Bersaksi
Orang-orang Kristen adalah saksi dari apa yang telah Yesus lakukan untuk kita. Yesus telah menyelamatkan kita dari dosa (Kisah Para Rasul 1:8; Kisah Para Rasul 4:18-20; Yohanes 15:8).   "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi" (Kisah Para Rasul 1:8). Dalam ayat ini, Yesus memberikan perintah kepada setiap orang Kristen untuk bersaksi, dimulai dari dalam kota atau kotanya sendiri dan kota berikutnya.
b.      Bertanggung Jawab dalam Hal Memuridkan Orang Lain
"Jadikan semua bangsa murid-Ku" merupakan perintah yang dinyatakan Yesus dalam Amanat Agung-Nya sebelum Dia naik ke surga (Matius 28:18-20). Sebab itu, setiap orang yang menerima Kristus dipanggil untuk memuridkan orang lain yang belum mengenal Yesus. Supaya bisa menjadikan murid, maka seseorang harus terlebih dulu mengalami proses menjadi seorang murid.
Alasan lain mengapa kita harus memuridkan orang lain adalah untuk menghasilkan orang-orang Kristen yang kuat yang akan membuat gereja-gereja menjadi kuat. Dalam 2 Timotius 2:2, mengajarkan bahwa pemuridan menolong untuk membuat orang-orang Kristen menjadi kuat agar mereka juga memuridkan orang lain. Inilah buah yang tinggal tetap itu. Tujuan dari pemuridan adalah, "Supaya kita boleh menampilkan orang- orang yang dewasa di dalam Kristus" (Kolose 1:28).
c.       Bertanggung Jawab  Meningkatkan Keadaan Keuangan
Rencana keuangan untuk gereja sangat erat berhubungan dengan pemenuhan Amanat Agung.  Dalam kenyataannya, dengan tidak mengajarkan rencana keuangan bagi pekerjaan Allah ini kepada orang-orang Kristen telah menimbulkan tiga kerugian:
1. Bagi orang-orang Kristen, sebab hal itu menyebabkan terhilangnya berkat Allah bagi mereka yang turut serta dalam rencana-Nya.
2. Bagi gereja, sebab dengan demikian, gereja tidak mempunyai sumbersumber pendapatan yang cukup untuk melaksanakan Amanat Agung.
3. Bagi gembala, sebab ia tidak akan menerima jaminan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
d. Bertanggung Jawab ber ibadah dan bersekutu
Beribadah adalah pusat dari kehidupan seorang Kristen (1 Tawarikh 16:23-34).  Seseorang yang benar-benar mengasihi Allah tidak dapat hidup tanpa menyembah Tuhan, bukan untuk mendapatkan sesuatu dari Dia, tetapi karena kita mengasihi-Nya. Kita menyenangkan hati Tuhan saat kita menyembah-Nya melalui pujian penyembahan dan ucapan syukur. (1 Tawarikh 16:23-24). "Berilah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah menghadap Dia! Sujudlah menyembah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan." (1 Tawarikh 16:29)
"Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa, kepada, Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan!" (1 Tawarikh 16:28) Semua bangsa dipanggil untuk menghormati Tuhan. Di dalam Alkitab ada waktu-waktu untuk penyembahan pribadi, tetapi lebih dititikberatkan pada penyembahan secara berkelompok. (baca Mazmur 42:5 dan Ibrani 10:25).
Persekutuan adalah suatu bagian yang penting pada gereja mula-mula (Kisah Para Rasul 2:42). Itu berarti untuk berbagi dengan seseorang yang lain dan termasuk bukan hanya hal-hal fisik (Roma 15:26; 2 Korintus 8:4; 9:13; Ibrani 13:16) tetapi juga hal-hal rohani (1Yohanes 1:3, 7). Persekutuan termasuk kumpulan penyembahan yang mana telah dibicarakan bagi individu-individu di Bagian 1 dari Bab ini. Menyembah Tuhan bersama adalah suatu hasil pertumbuhan dari penyembahan pribadi.
Persekutuan Rohani dengan orang percaya lainnya (2 Korintus 6:14) didasarkan atas persekutuan kita bersama Yesus Kristus (1 Yohanes 1:7) dan dibawa melalui persekutuan kita oleh Roh Kudus (2 Korintus 13:14). Hal itu dibangun pada iman (Filemon 1:6) dan membawa kesatuan didalam Tubuh Kristus (Filipi 2:1-2). Kita dipanggil masuk kedalam persekutuan ini (1 Korintus 1:9) yang mana tidak dapat  dicapai selagi kita masih berjalan didalam kegelapan (1 Yohanes 1:6).

6. TANGGUNGJAWAB MANUSIA TERHADAP BANGSA DAN NEGARA
a.      Menghormati Pemerintah
Dalam Roma 13:1-6, rasul Paulus menunjukkan kepada kita bahwa kekuasaan pemerintah itu ditetapkan oleh Allah. Karena itu, orang Kristen adalah orang yang mematuhi penguasa dan menghormati hukum.
b.      Membayar Pajak
Yesus mengajar agar pajak harus dibayar. "Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepadakaisar" (Mat. 22:21). Dan bukan itu saja, tetapi Ia juga memberi contoh kepada kita dengan membayar pajak (Mat. 17:24-27). Rasul Pt-ulus juga mengajarkan dengan jelas bahwa orang-orang Kristen harus membayar pajaknya (Rom. 13:6,7).
c.       Memenuhi Hak Memilih
Suatu pemerintah bertanggung jawab kepada Allah sebab Dia yang menetapkannya, tetapi ia juga bertangung jawab kepada manusia yang memilihnya. Demikian juga manusia bertanggung jawab kepada Allah atas  pemilihan penguasa-penguasa. Sebagai orang percaya, kita harus berdoa memohon pimpinan Allah agar dapat memilih dengan bijaksana.
d.      Berperanserta dalam Pemerintahan
Daniel adalah seorang yang sangat saleh dan seorang negarawan yang besar (Dan. 1-6:28). Di tengah-tengah kehidupan istana yang rusak dia menjaga agar dirinya tetap setia kepada Allah, dan Allah mengangkat dia. Dalam Roma 16:23, Paulus menyebut nama Erastus, seorang Kristen yang adalah "bendahara negeri".
e.       Mendoakan Mereka yang Duduk dalam Pemerintahan
Bekerja bersama-sama dengan pemerintah agar menjadi lebih baik bukanlah satu-satunya yang dapat kita lakukan. Alkitab juga mengajarkan agar  kita mendoakan mereka yang berkuasa (I Timotius 2:1,2). Dan kita harus melakukan hal ini bukan semata-mata karena Allah memerintahkannya, tetapi juga demi kebaikan kita sendiri, "Agar kita dapat hidup tenang dar tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan" (I Timotius 2:2).

5 komentar:

  1. Sangat bermanfaat amang.. Makasih banyak atas goresan nya.

    BalasHapus
  2. Bagi saya in bermafaat dan trimakasihh atas semua in๐Ÿ™

    BalasHapus
  3. Sangat bermanfaat. Tuhan Yesus mmberkati

    BalasHapus
  4. Tuhan selalu mengajarkan kita agar kita tidak jatuh kedalam dosa dan kita harus menaati firman allah yang telah di tetapkan dan mengikuti printah printah allah agar kita di selamatkan dari dosa dosa yang kita perbuat

    BalasHapus