TANGGUNG JAWAB ORANG PERCAYA
Disiapkan
oleh SUPRIADI SIBURIAN, M.TH
Tujuan:
Agar
mengerti dan memahami apa yang menjadi tangung jawab orang percaya, sehingga
menjadi pribadi-pribadi yang bertangunggung jawab dalam kehidupan sehari-hari yang
sesuai dengan Firman Tuhan.
1.
Pengertian Tanggung Jawab
Menurut
kamus umum bahasa Indonesia Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan
tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Atau, sikap menerima tugas dengan segala konsekuensinya, kemudian melakukannya
dengan setia.
Menurut
etika, tangung jawab berkaitan dengan jawab. Bertanggung jawab berarti dapat menjawab,
bila ditanyai perbuatan-perbuatan yang dilakukan. Jawabapan itu harus diberikan kepada Tuhan,
dirinya sendiri, dan kepada masyarakat luas.
Kata
Alkitab tentang Tanggung Jawab, Menurut Bilangan 11:11, tanggung jawab berarti beban, sedangkan dalam ayat 14, tanggung
jawab berarti tugas. Gal.5:6 ”Sebab masing-masing orang memikul tanggung jawab sendiri”.
Dari
pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab orang percaya adalah
kewajiban, tugas, beban yang harus ditanggung dan dijalankan
dengan setia dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Dasar
Kita bertangung Jawab
A. Allah
yang menjadi pemilik segala sesuatu yang
ada.
Alkitab mengatakan bahwa Allah adalah pemilik atas
alam semesta, sebab Ia yang menciptakannya (Kej. 1:1; Yoh. 1:3). "Tuhanlah yang empunya
bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya. Sebab Dialah
yang mendasarkannya di atas lautan dan menegakkannya di atas sungai-sungai"
(Maz. 24:1-2). Sebab Ia yang menjadikan kita, maka kita menjadi kepunyaan-Nya
juga (Maz. 100:3). Allah menciptakan segala sesuatu untuk kemuliaan-Nya (Yes.
43:7; Kol. 1:16; Wahyu 4:11) dan kesenangan-Nya (Maz. 149:4).
B. Manusia dipercayakan Tuhan untuk
mengurus segala CiptaanNya
Menurut
Kej. 1:28; 2:7, Manusia diberi tanggung
jawab untuk mengolah bumi, berkuasa dan memelihara ciptaan Allah yang lain.
Tanggung jawab ini hanya diberikan kepada manusia bukan kepada ciptaan lainnya.
Ini berarti manusia mendapat tugas untuk mengatur seluruh alam dan kehidupan di
muka bumi ini.
C.
Manusia akan mempertangung jawabkan semua yang di
lakukan ( Pkh. 12:14)
Kita sendiri sebagai orang-orang percaya harus memberikan
pertanggungjawaban kepada Allah. Kita harus memberitahukan kepadaNya apa yang
telah kita perbuat dengan apa yang Dia percayakan kepada kita (I Korintus
3:13-15). Rasul Paulus merasakan beratnya tanggung jawab yang besar ini ketika
ia berseru, "Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil!" (I Korintus
9: 16).
3. Macam-macam tanggung jawab
Berdasarkan
pembagiannya tangung jawab manusia dibagi menjadi tenggung jawab terhadap
Allah, diri sendiri, sesama, keluarga, gereja, bangsa dan negara.
1.
TANGGUNGJAWAB TERHADAP ALLAH
Setiap
manusia mempunyai tanggung jawab kepada Allah. Tangung jawab manusia kepada
Allah adalah sebagai berikut:
a.
Mempersembahkan Diri dan Milik Kita (Rom. 12:1-2)
Kata mempersembahkan berarti memisahkan sesuatu
untuk maksud tertentu. Apabila ini dipakai dalam hubungan kita dengan Allah,
itu berarti memberikan diri dan milik kita kepada Allah. Yesus menuntut hal
yang sama pada waktu Ia berkata, "Berikan kepada Allah apa yang wajib kamu
berikan kepada Allah" (Matius 22:21).
b.
Menaati Allah
Ketaatan kepada Allah adalah penyerahan kehendak kita
kepada kehendak- Nya. Ini adalah lebih baik dari apa pun juga yang dapat kita
lakukan untuk memperkenankan Allah (I Samuel 15:22). Kita juga harus sering berkata, " ...
tetapi bukanlah kehendakku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi" (Lukas 22:42).
Tetapi sementara kita belajar, kita boleh berharap pada pertolongan Roh Kudus,
sampai kita mampu untuk berkata, "Aku suka melakukan kehendak-Mu, ya
Allahku!" (Mazmur 40:9).
c.
Mengucap Syukur ( 1 Kor. 1:14, Kol 3:15-17, 1 Tes.
5:18)
Betapa baiknya Allah sebagai pemilik! Ia adalah
pemilik segala sesuatu, tetapi Ia juga memberikan segala sesuatu kepada semua
orang (Kis. 17:25). Ia juga telah berjanji untuk "mengaruniakan segala
sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia" (Roma 8:32). Karena itu
seharusnyailah kita mengucap syukur kepada-Nya sebab walaupun kita tidak
memiliki apa-apa, Ia memperkenankan kita memperoleh segala sesuatu yang
dimiliki-Nya. Dalam bersyukur kita menyenangkan Dia sebab itulah yang dikehendaki
Allah bagi kita (Kolos 3:15; I Tesalonika 5:18).
d.
Penyerahan Diri Sendiri
Jika Allah adalah pemilik kita yang mutlak, maka yang
paling tepat bagi kita ialah tunduk kepada-Nya. Seekor lembu mengenal pemilik
dan ka 'ena itu menurut kepadanya. Apa lagi kita, sebagai makhluk-makhluk yang
berakal budi, kita harus tunduk kepada Allah! Kiranya Tuhan tidak perlu berkata
kepada kita sebagaimana yang dikatakan-Nya kepada Israel, "Urnat-Ku tidak
memahaminya" (yesaya 1:3).
e.
Memberi Hormat
Apabila kita hidup bagi Dia, kita menghormati Dia
sebagai pemilik hidup kita. Akibatnya, Ia juga akan menghormati kita,
penatalayan-Nya yang setia (I Samuel 2:30). Sebab itu kita harus menghormati
Dia dengan perkataan dan perbuatan kita. Dalam Maleakhi 1:6-8 kita baca
bagaimana nabi Maleakhi menegur para imam Israel dengan keras karena sikap
mereka yang tidak hormat terhadap Allah. Mereka tidak memperlakukan
pemimpin-pemimpin mereka dengan cara yang sedemikian.
f.
Menunjukkan Ketaatan
Sebagai pemilik kita, Allah melaksanakan sifat
Ketuhanan-Nya atas kita. Ia adalah Tuhan dan kita adalah hamba-Nya. Ini berarti
bahwa kita harus menaati Dia. Jika kita menaati pemimpin-pemimpin dunia, maka
kita harus lebih lagi menaati Dia yang adalah Tuan atas segala Tuan! Tetapi,
bisa saja seseorang menyebut Allah "Tuhan" tanpa bersedia menaati Dia
(Lukas 6:46). Sikap seperti ini adalah tidak jujur dan munafik. Di Israel,
seseorang dengan rela dapat menjadi hamba terus selama tuannya memperlakukannya
dengan baik (Keluaran 21:5-6). Allah telah memperlihatkan diri-Nya sebagai
seorang Tuan yang baik terhadap kita. Jadi, adalah masuk akal apabila kita
dengan rela menjadi hamba-Nya yang taat untuk selamanya.
2. TANGGUNGJAWAB TERHADAP DIRI SENDIRI
a. Pertumbuhan Rohani
Seperti
kita dilahirkan ke dunia ini sebagai seorang bayi, "dilahirkan
kembali" saat kita percaya dalam Yesus Kristus (Yoh. 3:1-16) dan seperti kita juga bertumbuh dari seorang
anak menjadi seorang yang dewasa, begitu pulalah kita akan tumbuh dalam
kehidupan Kekristenan kita. Kita dipanggil untuk menjadi dewasa/matang dan
karena panggilannya adalah untuk mencapai kedewasaan seperti Bapa kita yang di
surga (Mat.
5:48),hal ini tidak pernah lengkap dalam hidup kita (Flp. 3:12-15).
b.
Orang Kristen bertanggung jawab untuk membuang dosa (Titus 2:12).
Dosa
menghambat berkat Allah. Dosa membutakan mata rohani orang percaya untuk
melihat dan melakukan kehendak Tuhan. Setelah menerima Kristus sebagai Tuhan dan
Juruselamat, kita menjadi "manusia baru". Ada hal-hal yang memalukan
yang tidak pantas dilakukan oleh orang percaya yang sudah lahir baru dan
menyandang gelar manusia baru (Efesus 4:20-31).
c. Hidup Menurut Rencana Allah
Saudara tidak perlu menyelesaikan persiapan saudara
sebelum saudara mulai hidup menurut rencana Allah. Kita harus hidup untuk
Tuhan, dan bukannya untuk diri kita sendiri, sebab kita adalah milik Tuhan
(Roma 14:7-8). Inilah salah satu segi dari penatalayanan seseorang.
d. Bekerja
Kerja adalah bagian yang penting dari kehidupan
Kristen. Ketika Allah menciptakan manusia, Ia menempatkannya dalam taman Eden
untuk mengolahnya (Kejadian 2:1S). Taman itu akan menghasilkan makanan
yang ia butuhkan jika ia mengolahnya dan memeliharanya (Kejadian 2: 16). Rasul
Paulus mengulangi prinsip ini ribuan tahun kemudian di dalam ucapannya,
"Jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan" (II Tesalonika
3: 10). Tetapi, Allah juga menghendaki agar kita bekerja supaya kita dapat
menolong mereka yang berkekurangan (Efesus 4:28). Sebab itu, saudara harus bekerja dengan jujur,
dengan segenap hati (Efesus 6:5 -7; Kolese 3:23), seperti untuk Tuhan.
e. Pikirkan Apa yang Baik
Pikiran kita menentukan watak kita, sebab
"seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah
ia" (Amsal 23:7). Allah ingin agar kita berpikir tentang hal-hal yang baik
dan yang berkenan kepada-Nya (Filipi 4:8; Mazmur 19: I5).
Paulus menasihati orang-orang Filipi agar mengisi
pikiran mereka dengan "semua yang benar, semua yang mulia, semua yang
adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang
disebut kebajikan dan patut dipuji" (Filipi 4:8).
Saudara harus menghindari orang-orang yang
mempengaruhi saudara dengan pikiran-pikiran yang buruk (Mazmur 1:1; II Timotius
2:16). Sebaliknya, carilah percakapan-percakapan yang membangun (Efesus 4:29).
f.
Mempelajari Hal-hal yang Berguna
Saudara bisa mulai mempelajari Alkitab (Kisah Para
Rasul 17:11) bersama buku-buku Kristen lainnya yang akan menolong saudara dapat
memahami Firman Allah, menjadi orang percaya yang lebih matang, dan melayani
dengan lebih giat dalam pekerjaan Tuhan (II Timotius 2:15). Dan apabila saudara sedang mempelajari Firman
Allah, Dia akan menolong saudara memahaminya (Efesus 1:18; I Yohanes 5:20).
g.
Hendaklah
Berakal Sehat
Rasul Paulus berkata kepada orang-orang Korintus,
" ... Janganlah sama seperti anak-anak dalam pemikiranmu . . . tetapi
orang dewasa dalam pemikiranmu" (I Korintus 14:20). Kita, sebagai anak
Allah bertanggung jawab untuk berkembang secara mental. Ini berarti bahwa kita
harus mengembangkan kemampuankemampuan mental kita rnenjadi dewasa (Ibrani 5:
11-14).
h.
Menjauhi Setiap Jenis Kejahatan
Mungkin saudara pernah merasakan ada suatu
pertentangan dalam diri saudara sendiri. Akal budi saudara tahu apa yang baik
(Roma 7:23), tetapi kehendak saudara terlalu lemah untuk menaati
perintah-perintah yang diberikan oleh akal saudara (Roma 7: 15,19) Apakah
pertanggungjawaban kita kepada Allah akan lebih banyak berisi kegagalan
daripada kemenangan?
Rasul Paulus, menyebutkan kepada kita tentang
kegagalankegagalan dalam Roma 7, menunjukkan dalam Roma 8 cara untuk memperoleh
kemenangan. Roh Kudus datang untuk membantu kita, orang-orang yang lemah (Roma
8:26). Kuasa Allah menjadi sempurna bila kita dalam keadaan lemah (II Korintus
12:9). Dengan keyakinan ini, kita dapat menjadi salah satu dari mereka yang
"dalam kelemahan, telah menjadi kuat" (Ibrani 11:34). Karena itu,
tidaklah heran jika Paulus berkata, "Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan"
(I Tesalonika 5:22). Inilah yang dikehendaki Allah dari kita, dan pada waktu
kita dicobai, Ia akan memberikan kepada kita jalan keluar, sehingga kita dapat
menanggungnya (I Korintus 10:13).Tetapi kita harus memakai kehendak kita agar
mendapat pertolongan-Nya.
i.
Memilih yang Benar
Ketika Allah memberi kehendak kepada manusia, Ia
mempercayakan sesuatu yang sangat berbahaya dan peka kepadanya. Ibarat
memberinya suatu senjata yang besar kapasitasnya - sebab kehendak manusia itu
bebas. Ia mempunyai kuasa untuk memilih. Dengan kehendaknya, si pengurus bahkan
dapat mendurhaka terhadap Sang Pemilik! (Yohanes 5:40). Jika demikian, betapa
besarnya tanggung jawab kita untuk mengatur kehendak kita agar seturut dengan
kehendak Allah.
Memilih menyangkut membuat suatu keputusan. Saudara
memutuskan untuk memilih Kristus, dan bukannya menolak Dia. Saudara memutuskan
untuk bangun pagi ini dan bukannya tidur terus, terus membaca buku ini dan
bukan buku yang lain. Kuasa memilih inilah yang dimaksud Allah apabila Dia berkata,
"Jika kamu menurut ... Tetapi kamu melawan .,;" (Yesaya 1:19,20).
Keadaan kita adalah akibat dari keputusan-keputusan kita yang baik dan yang
buruk. Memang, Allah ingin agar kita selalu memilih yang benar (Ulangan 30:19).
Kehendak yang diatur baik menghasilkan keputusan-keputusan yang baik, sedang
jika diatur secara tidak baik, maka hasilnya adalah keputusankeputusan yang
buruk. Saudara menilai seorang pengatur dari keputusankeputusan yang dibuatnya!
Misalnya, Daniel membuat keputusan yang baik (Daniel 1:8), tetapi keputusan
yang dibuat Saul itu salah (I Samuel 15:9-11).
j.
Berbuat
baik
Allah ingin agar kita memakai kehendak kita, bukan
saja untuk menghasilkan keinginan-keinginan yang baik, tetapi yang terutama
ialah menghasilkan perbuatan-perbuatan yang baik (Yakobus 1:22; Matius 5: 16).
Paulus berkata, "Marilah kita berbuat baik kepada semua orang"
(Galatia 6: 10).
k.
Mengendalikan Tubuh
Setiap orang yang belum mengakui Allah sebagai Pemilik
dan Tuhannya hidup dalam kebingungan. Dosa adalah tuannya; tetapi ia menganggap
bahwa dia adalah tuan atas dirinya sendiri. Mengingat akan hal ini, dan karena
yakin pula akan hal ini, ia menyerahkan dirinya kepada dosa (Efesus 4:19:
sampai tabiat nya menjadi rusak (Roma 1:24-27). Walaupun kadang-kadang akalnya
sadar akan perhambaan ini, kehendaknya tetap tidak mampu mengendalikan
keinginan tubuhnya yang berdosa (Roma 7:23-24). Keadaan orang percaya adalah
sangat berbeda. Allah yang memilikinya, Kristus adalah Tuhannya, dan Roh Kudus
diam dalam dirinya (I Korintus 3: 16).
Ini berarti bahwa dosa tidak lagi menjadi tuannya
karena Roh Kudus telah memerdekakan dirinya dari kungkungan dosa (Roma 8:2).
Sekarang ia telah diberi kuasa untuk menjadi tuan dan bukannya budak tubuhnya.
Karena itu, janganlah ia membiarkan dosa menguasai dirinya melalui keinginan
tubuhnya (Roma 6:12,14; I Petrus 2:11). Sebaliknya, ia harus menguasai tubuhnya
dengan sepenuhnya (I Korintus 9:27).
l.
Memakai tubuh demi Kemuliaan Allah
Janganlah saudara memakai tangan untuk mencuri atau
memukul tetangga saudara (Efesus 4:28), janganlah memakai kaki saudara untuk
pergi ke tempat-tempat yang mencurigakan, janganlah juga memakai mulut saudara
untuk berbohong dan mengeluarkan kata-kata yang kotor dan keji (Efesus 4:25,29;
5:4). Janganlah saudara memakai mata saudara untuk memandang hal-hal yang tidak
pantas atau memandang seorang perempuan dengan maksud yang tidak baik di dalam
hati (Matius 5:28); janganlah memakai tubuh saudara untuk percabulan (I
Korintus 6: 13,18). Akan tetapi, cara yang terbaik untuk mengakui Allah sebagai
pemilik tubuh kita ialah dengan mempersembahkannya kepada Dia (Roma 6:13;
12:1l. Persembahan ini meliputi penggunaan anggota-anggota tubuh kita untuk
memuliakan dan melayani Allah (Roma 6:19; I Korintus 6:20).
m.
Memelihara Kesehatan
Sebagai tempat kediaman Roh Kudus, tubuh kita perlu
dijaga agar tetap sehat dan suci. Memasukkan hal-hal yang akan merugikan,
memalukan atau merusakkan, berarti menajiskannya. Dan Allah memberi hukuman
yang berat kepada mereka yang menajiskan rumah-Nya (I Korintus 3:17). Inilah
sebabnya orang-orang Kristen menjauhi kebiasaan-kebiasaan seperti merokok,
minum minuman keras, atau minum obat bius. pengaruhnya yang merusak terhadap
organisme (susunan tubuh) manusia adalah sangat jelas.
Alasan lain mengapa kita tidak boleh melakukan
kebiasaan-kebiasaan yang merugikan itu ialah karena Kristus adalah Tuhan atau
Guru kita. Dengan jelas Yesus berkata, "Tak seorang pun dapat mengabdi
kepada dua tuan" (Matius 6:24).
n.
Menunjukkan Penampilan yang Baik
Jagalah Kebersihan Tubuh Saudara: Sebagai seorang
penatalayan, orang percaya berkewajiban menjaga agar tempat kediaman Roh Kudus
itu bersih..
Berpakaianlah Secara Sopan: Dalam jemataat yang
mula-mula, diberikan petunjuk-petunjuk tertentu (I Korintus 11:2-15; I Timotius
2:9; 1 Petrus 3:1-3). Marilah sekarang
kita perhatikan empat prinsip yang harus
mempengaruhi cara berpakaian orang-orang percaya. Prinsip-prinsip itu ialah
perbedaan, kesederhanaan, kesopanan, dan kepantasan.
Perbedaan. Dalam Ulangan 22:5, kita baca kata-kata ini, "Seorang perempuan
janganlah memakai pakaian laki-laki dan seorang laki-laki j anganlah mengenakan
pakaian perempuan, sebab setiap orang yang melakukan hal ini adalah kekejian
bagi Tuhan, Allahmu." Dalam ayat ini Allah menunjukkan bahwa harus ada
perbedaan dalam cara berpakaian antara laki-laki dan perempuan. Rupanya,
prinsip perbedaan inilah, bersama dengan prinsip-prinsip lainnya, yang
diterapkan Paulus dalarn situasi yang timbul di jemaat Korintus (I Korintus
11:2-15).
Kesederhanaan: Kesederhanaan berarti bahwa orang-orang percaya harus berpakaian dalam cara
yang sederhana tanpa perhiasan yang berlebih-lebihan atau yang menyolok mata.
Perhatikan bagaimana Paulus dan Petrus menerapkan prinsip itu kepada
orang-orang Kristen dalarn jemaat yang mula-mula (ITimotius 2:9; I Petrus 3:3).
Kesopanan: Paulus menunjukkan dengan jelas bahwa kesopanan adalah prinsip yang
penting, yang harus diikuti (I Timotius 2:9). Artinya, janganlah orang-orang
Kristen itu berpakaian dengan tujuan memamerkan tubuhnya dengan cara yang merangsang.
Orang-orang Kristen harus ingat bahwa tubuh mereka haruslah dipergunakan
untuk melayani Tuhan (I Korintus 6: 13). Kiranya tubuh saudara dipergunakan
untuk kemuliaan Allah dan bukannya untuk menjadi batu sandungan bagi orang lain
(I Korintus 10:31,32)!
Kepantasan: kepantasan lebih cenderung kepada kebudayaan, waktu, dan keadaan setempat.
Artinya, apa yang pantas dalam salah satu kebudayaan, waktu, atau tempat,
mungkin tidak pantas dalam kebudayaan, masa, atau tempat lain. Dalam I Korintus
11:13, rasul Paulus menunjuk kepada prinsip kepantasan ini.
o.
Mempergunakan Waktu dengan Sebaik-baiknya
Tuhan
memberikan waktu kepada kita untuk digunakan, sehingga waktu yang kita punya
bukanlah benar-benar milik kita, melainkan milik Tuhan. Bagaimana kita dapat menggunakan
waktu yang telah diberikan Tuhan dengan cara yang terbaik? (Maz. 90:12, Pengkhotbah
12:1, dan Ef. 5:15-16).
Kita
harus merencanakan bagaimana kita ingin menggunakan waktu , sebagaimana Tuhan
memimpin kita (Maz. 19:8). Kita harus mendaftar segala sesuatu yang ingin kita
lakukan, termasuk berdoa, belajar Alkitab, berbakti dan semua kegiatan kita.
Waktu
untuk Berdoa: Bagian terpenting dari setiap hari adalah memulai hari bersama
dengan Tuhan (Maz. 5:4). Kita harus merencanakan untuk menyediakan waktu
bersama-Nya setiap pagi sebelum kita melakukan hal lainnya. Selama waktu itu
kita akan memuji Tuhan dan bersyukur atas berkat-berkat- Nya.
Waktu
untuk Bekerja: "Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan,
kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan,
pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi
(Pengkhotbah 9:10)."
Waktu
untuk Beribadah dan Beristirahat: "Ingatlah dan kuduskanlah hari
Sabat" (Keluaran 20:8). Makna hari Sabat bukan sekadar umat harus berhenti
dari pekerjaan dan aktivitasnya, tetapi karena Allah sang pencipta bersedia
berhenti bekerja untuk menguduskannya.
p.
Memanfaatkan Kemampuan-kemampuan (Karunia Rohani)
Karunia-karunia
rohani diberikan kepada orang-orang ketika percaya dan menerima Kristus sebagai
Juru Selamat pribadi. Pada saat yang sama Anda diberi paling sedikit satu
karunia rohani yang digunakan oleh Roh Kudus dalam hidup Anda. (1 Korintus
12:11) "Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah
diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia
Allah." (1 Petrus 4:10)
Karunia
rohani adalah untuk memuliakan Kristus dan membangun gereja-Nya.
Karunia-karunia rohani harus digunakan untuk pelayanan di dunia ini.
Karunia-karunia tersebut diberikan untuk memuliakan Kristus dan menolong gereja
untuk bertumbuh. (baca 1 Korintus 12:1-3; Efesus 4:12; 1 Korintus 2:12)
Karunia-karunia
rohani adalah perlengkapan rohani orang-orang percaya untuk melakukan pekerjaan
Allah dengan kuasa Allah. Rasul Paulus membandingkan gereja sebagai sebuah
tubuh jasmani. Tubuh memiliki banyak anggota dan setiap anggota memiliki tugas
khusus. Satu bagian tidak dapat melakukan pekerjaan bagian yang lain. Mata
tidak dapat mendengar, tangan tidak dapat berjalan. Demikian juga halnya dengan
orang percaya, setiap orang percaya harus tahu bagaimana menggunakan
karunianya. (1 Korintus 12:12-31 ) Tuhan telah memperlengkapi orang-orang
percaya untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu dalam gereja.
q. Uang dan Harta Benda Kita
Banyak dari ajaran-ajaran Tuhan Yesus berhubungan
dengan manusia dan kekayaan. Ajaran-ajaran yang utama di antaranya adalah
sebagai berikut: Janganlah kita mengumpulkan harta di bumi untuk diri kira
sendiri (Matius 6:19-21). Berbuat demikian adalah sama dengan tindakan orang
bodoh (Lukas 12:16-21; Markus 8:36). Kita tidak dapat mengabdi kepada Allah dan
uang sekaligu (Matius 6:24). Kita harus mempergunakan harta kekayaan untuk
menolong orang miskin. Dengan berbuat demikian itu berarti mengumpulkan harta
di sorga (Matius 6:20; 19:21; Lukas 12:33; 16:9). Adalah sangat sukar bagi
orang kaya untuk masuk dalam kerajaan Allah (Lukas 18:18-25). Semua ajaran ini
menyatakan kebenaran berikut: orang memakai kekayaannya cara yang dikehendaki
Allah.
3. TANGGUNGJAWAB
MANUSIA TERHADAP KELUARGA
Setiap
orang percaya juga memiliki tanggung jawab untuk menjadi teladan dalam rumah
tangga Kristen (Markus 10:2-12; Efesus 5:21-6:4; 1 Petrus 3:1-7). Hal ini
sangatlah penting karena setiap orang Kristen dipanggil untuk menjadi saksi
Kristus.
a. Tanggung Jawab dalam Pernikahan
Alkitab
mengajar dengan pasti bahwa Allah menghendaki pernikahan di dalam hidup kita
(Markus 10:2-12). Satu masalah yang sangat serius yang dihadapi orang-orang
pada masa ini ialah bahwa perpisahan dan perceraian sudah menjadi masalah yang
dihadapi seluruh dunia, baik oleh para suami istri Kristen maupun para suami
istri bukan Kristen. Tetapi Alkitab berkata, "Apa yang telah dipersatukan
Allah, tidak boleh diceraikan manusia" (Markus 10:9). Para suami dan istri
Kristen harus berusaha hidup menurut Alkitab. Mereka tentunya akan mengalami
masa-masa sulit dalam pernikahan mereka. Mereka harus membuat janji setia dalam
pernikahan dan mencari jalan keluar untuk setiap permasalahan yang mereka
hadapi.
b. Tanggung Jawab dalam Hubungan
Keluarga (Suami dan Istri serta Anak-anak)
Tuhan
memberi suatu dasar untuk membangun rumah tangga Kristen yang kuat. Ia berkata
"dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan
Kristus" (Efesus 5:21).
Orang Tua : Allah
telah memerintahkan kepada para orang tua untuk mengajar, mendidik, dan
mengasihi anak-anak mereka (Efesus 6:4; Titus 2:4).
Anak-anak : kewajiban
anak-anak ialah menaati orang tuanya (Efesus 6:1-3; Kolose 3:20).
Suami-suami : Allah
menetapkan satu kewajiban utama kepada para suami: mengasihi isterinya (Efesus
5:25; Kolose 3: 19).
Isteri-Isteri: isteri
diberi kewajiban untuk Tunduklah kepada suamimu sebagaimana jemaat tunduk kepada kepemimpinan
Kristus (Efesus 5:22,24; Kolose 3:18; Titus 2:5; I Petrus 3:1,5) dan Kewajiban
lain yang telah Allah bebankan pada para isteri ialah Jadilah
isteri-isteri yang baik (Titus 2:5).
4. TANGGUNGJAWAB
MANUSIA TERHADAP SESAMA
a.
Mengasihi Sesama Kita
Yesus mengajarkan bahwa mengasihi sesama itu adalah
sama pentingnya seperti mengasihi Allah (Matius 22:37-39; Markus 12:30,31).
Sebagai orang Kristen, kita berkewajiban untuk berbuat baik kepada setiap
orang, dan terutama kepada mereka yang seiman dengan kita (Galatia 6: 10).
Artinya kita harus menolong saudara-saudara yang memerlukan pertolongan (Kisah
Para RasuI4:34; Yakobus 2:15,16; I Yohanes 3:17). Demikia, juga kita harus
menolong orang-orang yang tidak kita kenal (asing) (Matius 25:34-40; Yakobus
1:27).
b. Membagi Pengetahuan Saudara
Akal budi kita dapat membawa kemuliaan bagi Allah dan
menjadi berkat bagi orang lain jika kita membagikan apa yang kita ketahui.
Beberapa cara untuk melakukan hal ini antara lain ialah bersaksi tentang apa
yang telah dikerjakan Kristus dalam hidup saudara (Kisah Para Rasu123: 11),
atau memberitakan Injil (Kisah Para Rasul 8:4) dan mengajarkan Firman Allah (I
Timotius 4:6). Saudara juga dapat mengajarkan membaca kepada mereka yang buta
huruf atau membagikan kekhususan lain yang saudara miliki. Dapatkah saudara
bermain musik? Ajarkan kepada yang lain di gereja. Dapatkah saudara menjahit,
atau menyulam? Ajarlah pengetahuan ini pada kelompok kaum wanita dalam gereja
saudara.
c. Mempengaruhi
Masyarakat Kita
Murid-murid yang pertama dianggap sebagai orang-orang
yang sangat berbahaya terhadap tata masyarakat yang sudah ada. Bahkan mereka
dituduh "mengancam seluruh dunia" (Kisah Para Rasul 17:6). Orangorang Kristen dari jemaat yang mula-mula
mempunyai pengaruh terhadap masyarakat pada masa itu; kita juga dapat memberi
pengaruh terhadap masyarakat kita. Kita dapat membela keadilan dengan bersuara
memerangi kejahatan masyarakat pada zaman kita. "Kebenaran meninggikan
derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa" (Amsal 14:34).
5. TANGGUNGJAWAB TERHADAP GEREJA
a. Bertanggung Jawab dalam Hal
Bersaksi
Orang-orang
Kristen adalah saksi dari apa yang telah Yesus lakukan untuk kita. Yesus telah
menyelamatkan kita dari dosa (Kisah Para Rasul 1:8; Kisah Para Rasul 4:18-20;
Yohanes 15:8). "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau
Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan
di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi" (Kisah Para Rasul
1:8). Dalam ayat ini, Yesus memberikan perintah kepada setiap orang Kristen
untuk bersaksi, dimulai dari dalam kota atau kotanya sendiri dan kota
berikutnya.
b. Bertanggung Jawab dalam Hal
Memuridkan Orang Lain
"Jadikan
semua bangsa murid-Ku" merupakan perintah yang dinyatakan Yesus dalam
Amanat Agung-Nya sebelum Dia naik ke surga (Matius 28:18-20). Sebab itu, setiap
orang yang menerima Kristus dipanggil untuk memuridkan orang lain yang belum
mengenal Yesus. Supaya bisa menjadikan murid, maka seseorang harus terlebih
dulu mengalami proses menjadi seorang murid.
Alasan
lain mengapa kita harus memuridkan orang lain adalah untuk menghasilkan
orang-orang Kristen yang kuat yang akan membuat gereja-gereja menjadi kuat. Dalam
2 Timotius 2:2, mengajarkan bahwa pemuridan menolong untuk membuat orang-orang
Kristen menjadi kuat agar mereka juga memuridkan orang lain. Inilah buah yang
tinggal tetap itu. Tujuan dari pemuridan adalah, "Supaya kita boleh
menampilkan orang- orang yang dewasa di dalam Kristus" (Kolose 1:28).
c. Bertanggung Jawab Meningkatkan Keadaan Keuangan
Rencana keuangan untuk gereja sangat erat berhubungan
dengan pemenuhan Amanat Agung. Dalam kenyataannya,
dengan tidak mengajarkan rencana keuangan bagi pekerjaan Allah ini kepada
orang-orang Kristen telah menimbulkan tiga kerugian:
1. Bagi orang-orang Kristen, sebab hal itu menyebabkan terhilangnya berkat Allah bagi mereka yang turut
serta dalam rencana-Nya.
2. Bagi gereja, sebab dengan
demikian, gereja tidak mempunyai sumbersumber pendapatan yang cukup untuk
melaksanakan Amanat Agung.
3. Bagi gembala, sebab ia tidak
akan menerima jaminan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
d.
Bertanggung Jawab ber ibadah dan bersekutu
Beribadah adalah pusat
dari kehidupan seorang Kristen (1 Tawarikh 16:23-34). Seseorang yang benar-benar mengasihi Allah
tidak dapat hidup tanpa menyembah Tuhan, bukan untuk mendapatkan sesuatu dari
Dia, tetapi karena kita mengasihi-Nya. Kita menyenangkan hati Tuhan saat kita
menyembah-Nya melalui pujian penyembahan dan ucapan syukur. (1 Tawarikh
16:23-24). "Berilah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan
dan masuklah menghadap Dia! Sujudlah menyembah kepada Tuhan dengan berhiaskan
kekudusan." (1 Tawarikh 16:29)
"Kepada Tuhan, hai
suku-suku bangsa, kepada, Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan!" (1
Tawarikh 16:28) Semua bangsa dipanggil untuk menghormati Tuhan. Di dalam
Alkitab ada waktu-waktu untuk penyembahan pribadi, tetapi lebih dititikberatkan
pada penyembahan secara berkelompok. (baca Mazmur 42:5 dan Ibrani 10:25).
Persekutuan
adalah suatu bagian yang penting pada gereja mula-mula (Kisah Para Rasul 2:42).
Itu berarti untuk berbagi dengan seseorang yang lain dan termasuk bukan hanya
hal-hal fisik (Roma 15:26; 2 Korintus 8:4; 9:13; Ibrani 13:16) tetapi juga
hal-hal rohani (1Yohanes 1:3, 7). Persekutuan termasuk kumpulan penyembahan
yang mana telah dibicarakan bagi individu-individu di Bagian 1 dari Bab ini. Menyembah
Tuhan bersama adalah suatu hasil pertumbuhan dari penyembahan pribadi.
Persekutuan
Rohani dengan orang percaya lainnya (2 Korintus 6:14) didasarkan atas
persekutuan kita bersama Yesus Kristus (1 Yohanes 1:7) dan dibawa melalui
persekutuan kita oleh Roh Kudus (2 Korintus 13:14). Hal itu dibangun pada iman
(Filemon 1:6) dan membawa kesatuan didalam Tubuh Kristus (Filipi 2:1-2). Kita
dipanggil masuk kedalam persekutuan ini (1 Korintus 1:9) yang mana tidak
dapat dicapai selagi kita masih berjalan
didalam kegelapan (1 Yohanes 1:6).
6. TANGGUNGJAWAB
MANUSIA TERHADAP BANGSA DAN NEGARA
a. Menghormati Pemerintah
Dalam Roma 13:1-6, rasul Paulus menunjukkan kepada
kita bahwa kekuasaan pemerintah itu ditetapkan oleh Allah. Karena itu, orang
Kristen adalah orang yang mematuhi penguasa dan menghormati hukum.
b.
Membayar Pajak
Yesus mengajar agar pajak harus dibayar. "Berikanlah kepada kaisar apa yang
wajib kamu berikan kepadakaisar" (Mat. 22:21). Dan bukan itu saja, tetapi
Ia juga memberi contoh kepada kita dengan membayar pajak (Mat. 17:24-27). Rasul
Pt-ulus juga mengajarkan dengan jelas bahwa orang-orang Kristen harus membayar
pajaknya (Rom. 13:6,7).
c.
Memenuhi Hak Memilih
Suatu pemerintah bertanggung jawab kepada Allah sebab
Dia yang menetapkannya, tetapi ia juga bertangung jawab kepada manusia yang
memilihnya. Demikian juga manusia bertanggung jawab kepada Allah atas pemilihan penguasa-penguasa. Sebagai orang
percaya, kita harus berdoa memohon pimpinan Allah agar dapat memilih dengan
bijaksana.
d.
Berperanserta dalam Pemerintahan
Daniel adalah seorang yang sangat saleh dan seorang
negarawan yang besar (Dan. 1-6:28). Di tengah-tengah kehidupan istana yang
rusak dia menjaga agar dirinya tetap setia kepada Allah, dan Allah mengangkat
dia. Dalam Roma 16:23, Paulus menyebut nama Erastus, seorang Kristen yang
adalah "bendahara negeri".
e.
Mendoakan Mereka yang Duduk dalam Pemerintahan
Bekerja bersama-sama dengan pemerintah agar menjadi
lebih baik bukanlah satu-satunya yang dapat kita lakukan. Alkitab juga
mengajarkan agar kita mendoakan mereka
yang berkuasa (I Timotius 2:1,2). Dan kita harus melakukan hal ini bukan
semata-mata karena Allah memerintahkannya, tetapi juga demi kebaikan kita
sendiri, "Agar kita dapat hidup tenang dar tenteram dalam segala kesalehan
dan kehormatan" (I Timotius 2:2).
semakin berkarya amang pendeta
BalasHapusSangat bermanfaat amang.. Makasih banyak atas goresan nya.
BalasHapusBagi saya in bermafaat dan trimakasihh atas semua in๐
BalasHapusSangat bermanfaat. Tuhan Yesus mmberkati
BalasHapusTuhan selalu mengajarkan kita agar kita tidak jatuh kedalam dosa dan kita harus menaati firman allah yang telah di tetapkan dan mengikuti printah printah allah agar kita di selamatkan dari dosa dosa yang kita perbuat
BalasHapus