PELAJARAN TENTANG ALKITAB
Dalam pelajaran ini saudara akan
mempelajari.:
a. Pengertian
Alkitab
b. Asal-Usul Alkitab serta
Susunannya
c. Maksud Alkitab ditulis
d. Mamfaat dan Alasan membaca Alkitab
e. Mengetahui Prinsip dan cara yang benar di dalam belajar Alkitab.
f. Ringkasan Sejarah dan Ringkasan Kronologis
g. Membaca
Alkitab dengan perencanaan
"Segala tulisan yang diilhamkan Allah
memang bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki
kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran" (2Ti 3:16.)
- Pengertian Alkitab
Alkitab berasal dari kata
Yunani yaitu “Biblos” (buku atau kitab) dan “logos” (uraian, buah pikiran
pikiran, pelajaran), diterjemahkan di dalam bahasa indonesia, Alkitab.
Alkitab adalah Firman Allah
karena berasal dari Allah, diucapkan
ataupun tertulis, (Kel.3:14; Mrk.12:26; Kis. 4:31; 1 Tes. 2:13; Ibr.4:12).
Alkitab sendiri menyebut
Firman Allah sebagai “tulisan” dan “kitab suci”(Firman Allah yang tertulis). (Kel.32:16; 2 Tim.3:14-16; Luk.24:27; 32;
Kis.17:11)
Alkitab adalah dasar pedoman
kehidupan orang yang percaya kepada Tuhan.( Maz. 119:11;105; Mat.4:8; Yoh.15:3;
2 Tim.3:15; 1 Ptr.2:1,3).
Bagi umat Kristen, Alkitab
adalah wibawa yang tertinggi meneganai iman dan cara hidup. (2 Tim.3:16,17).
Firman Yang Diinspirasikan
Allah (2 Timotius 3:16-17), dan menguntungkan. “Inspirasi” lebih dari
kejeniusan, iluminasi dan penyingkapan manusia, karena Allahlah yang memprakarsainya.
“Napas Allah” sendiri yang mengekspresikannya melalui kepribadian manusia.
Pertanyaan:
Menurut anda Alkitab
adalah____________________________________
- Susunan kitab
Alkitab, yang terdiri dari 66 kitab, yang terdiri
dari dua bagian besar yaitu pertama, Perjanjian Lama, (39 kitab). Perjanjian Lama berisi riwayat dan panggilan Allah kepada bangsa Yahudi,
dan nubuat tentang Mesias yang dijanjikan, yang akan datang sebagai Juruselamat
dunia (ditulis sebelum Tuhan Yesus lahir). Bagian kedua,
yaitu Perjanjian Baru, terdiri dari 27 kitab Perjanjian Baru
berisi berita tentang keselamatan di dalam Yesus Kristus dan bagaimana manusia
dapat memperoleh keselamatan itu (setelah Tuhan Yesus lahir).
Ada 1.189 pasal, 929 di dalam Perjanjian Lama, dan ada 260 pasal di dalam Perjanjian Baru. Perjanjian Lama berisi 23.214 ayat;
Perjanjian Baru berisi 7.959 ayat (keseluruhannya ada 31.173 ayat Alkitab).
Berdasarkan isinya dan gaya penulisan, Perjanjian Lama dikelompokkan menjadi 5 bagian utama yaitu : Hukum, disebut “Torah” (bahasa Ibrani) atau
“Pentateuch” (bahasa Yunani artinya “lima kitab”),(5kitab) : Kejadian,
Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan. Kitab-kitab
sejarah (12 kitab) : Yosua, Hakim-Hakim, Ruth, 1 Samuel, 2 Samuel, 1
Raja-Raja, 2 Raja-Raja, 1 Tawarikh, 2 Tawarikh, Ezra, Nehemia, dan Ester. Kitab-kitab puisi (lima kitab) : Ayub,
Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, dan Kidung Agung.
Nabi-nabi besar
(5 kitab) :
Yesaya, Yeremia, Ratapan, Yehezkiel dan Daniel. Nabi-nabi kecil (12 kitab)
: Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai,
Zakharia, dan Maleakhi.
Berdasarkan isinya dan gaya penulisan, PerjanjianBaru
dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu : kitab
Sejarah (4kitab) terdiri dari Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan Kisah Para Rasul. Surat-surat
kiriman (21kitab): Roma, 1 Korintus, 2 Korintus, Galatia, Efesus, Filipi,
Kolose, 1 Tesalonika, 2 Tesalonika, 1 Timotiues, 2 Timotius, Titus, Filemon, 1
Yohanes, 2 Yohanes, 3 Yohanes, 1 Petrus, 2 Petrus, Ibrani, Yakobus dan
Yudas. Kitab Nubuat (1 kitab): Wahyu.
- Waktu dan Penulis
Alkitab
Perjanjian Lama
ditulis dalam bahasa Ibrani, namun ada, sebagian kecil yang ditulis dalam
bahasa Aram, seperti Ezr 4-8, Daniel, 2-7, dan Yeremia 10:11. Perjanjian baru
ditulis dalam bahasa Yunani.
Jangka waktu
penulisan keseluruhan kitab-kitab dalam Alkitab diperlukan 1500 sampai 1600 tahun, mulai kira-kira tahun 1440 SM hingga tahun 95
M. Allah memakai kira-kira 40 orang dalam
penulisan kitab-kitab ini. Penulis-penulis ini berasal dari berbagai
macam tingkat sosial dan berbagai latar belakang yang berbeda untuk menulis
Alkitab. Di antara mereka terdapat raja, negarawan,
gambala,dll. Alkitab ditulis
diatas bahan yang berebada-beda yaitu tanah lihat, batu, papirus.
Semua orang yang
menuliskan memperoleh ilham dari Allah. Diilhamkan artinya, "si penulis
Alkitab itu digerakkan dan dipimpin oleh Allah sehingga ia dapat menuliskan
kebenaran-kebenaran yang mungkin si penulis itu sudah mengetahuinya lebih
dahulu, tetapi mungkin juga ia belum mengetahuinya" (Pardington).
"Bila
dikatakan Alkitab diilhamkan oleh Allah itu berarti Tuhan Allah menggerakkan
serta memimpin pikiran orang-orang yang menulis Alkitab itu, dengan demikian
Alkitab itu adalah suatu undang-undang yang tidak mungkin salah dan wajib
dipercayai serta ditaati" (Strong). "Diilhamkan artinya: Roh Kudus
telah memimpin dan menggerakkan hati para penulis Alkitab sehingga apa yang
ditulis oleh mereka itu merupakan penyataan dari kehendak Allah dan merupakan
Firman Allah" (Wiley). Diilhamkan artinya, "Roh Kudus bekerja di
dalam akal budi orang-orang yang menulis Alkitab itu sehingga pikiran mereka
dibukakan dan mereka dapat menuliskan kebenaran-kebenaran Allah dengan
tepat" (Hannah). Diilhamkan artinya Allah memimpin para penulis sehingga
mereka menuliskan pesan-Nya dalam Alkitab. Allah mengawasi sedemikian rupa
sehingga para penulis Alkitab itu menyusun dan mencatat tanpa kekeliruan
pesan-Nya kepada manusia dalam bentuk kata-kata pada penulisan aslinya. (C.
Ryrie). "diilhamkan oleh Allah" dalam bahasa Yunani artinya "dinafaskan
oleh Allah". (2Tim. 3:16; 2Ptrs. 1:21).
- Isi Alkitab
Walaupun Alkitab terdiri atas enam puluh enam kitab, ia hanya mempunyai satu pokok berita utama yaitu hubungan antara Allah dan manusia. Perjanjian Lama
memberitakan hal-hal yang akan terjadi ketika Tuhan datang ke dunia. Perjanjian Lama berisi nubuat tentang kelahiran,
kehidupan, dan kematian Yesus Kristus. Perjanjian Baru memberitakan apa yang
telah terjadi ketika Ia datang ke dunia dan tinggal di dunia. Alkitab memberitahu kita tentang dunia dari permulaan
zaman hingga waktu yang akan datang ketika ada langit baru dan bumi baru.
Kitab Kejadian berisi berita tentang penciptaan dunia,
asal-usul masuknya dosa ke dalam dunia, air bah, dan permulaan bangsa Israel.
Kitab Keluaran sampai Kitab Ester berisi berita tentang sejarah bangsa Israel
sampai kira-kira 400 tahun sebelum kelahiran Yesus Kristus. Kitab Ayub sampai
Kitab Amsal Salomo penuh dengan sajak-sajak atau syair-syair yang indah dan
peribahasa-peribahasa orang berhikmat. Kitab Yesaya sampai Kitab Maleakhi,
berisi banyak nubuat, yaitu berita tentang hal-hal yang akan terjadi pada masa
mendatang. Buku-buku nubuat ini berisi pesan-pesan dari Tuhan kepada bangsa
Israel. Tuhan memberitahu bangsa Israel tentang keadaan mereka pada saat itu
dan tentang apa yang akan terjadi pada mereka.
Pada permulaan Perjanjian Baru, ada empat kitab yang disebut Kitab Injil. Tiab kitab ini berisi cerita tentang kehidupan yang dijalani Tuhan Yesus Kristus ketika la tinggal di dunia. Kisah
Para Rasul menceritakan sejarah jemaat Kristen awal dan kehidupan Rasul Paulus.
Kitab Roma sampai Kitab Yudas adalah surat-surat yang ditulis untuk
kumpulan-kumpulan jemaat atau untuk perseorangan. Surat-surat ini menjelaskan
kebenaran-kebenaran agung iman Kristen dan memberikan pengajaran-pengajaran
yang jelas tentang bagaimana kita harus hidup sebagai umat Kristen. Kitab Wahyu
berisi pemberitahuan kepada kita tentang kehidupan pada masa depan. Kitab ini
memberitakan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di surga, di atas bumi, dan
di neraka.
- Pengguna Alkitab
Allah memberikan Alkitab untuk semua orang. Alkitab bukanlah suatu buku
yang hanya diperuntukkan bagi satu negara atau ras manusia. Perjanjian Lama
pertama ditulis dalam bahasa Ibrani dan Perjanjian Baru pertama kali ditulis
dalam bahasa Yunani. Dari situ diterjemahkan ke berbagai bahasa. Rencana Allah
adalah Alkitab diperuntukkan bagi semua orang dan hal ini diperjelas dalam Mat
28:19-20. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku
dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka
melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku
menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.
- Bukti Bahwa Alkitab Benar
1. Alkitab
sendiri menegaskan dirinya sebagai Firman Allah. "Segala tulisan yang
diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan,
untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan
demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan
baik" (2Tim 3:16,17). "Yang
terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak
boleh ditafsirkan sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak
manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama
Allah." (2Pet 1:20,21).
2. Yesus dan
para rasul mengakui keasliannya, dengan berulang kali mengutipnya dalam
tulisan-tulisan dan pelayanan-pelayanan mereka. penegasan Yesus "Karena
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini,
satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum
semuanya terjadi." (Mat 5:18). Petrus mengutip ucapan Daud untuk menyokong
kebenaran kebangkitan Yesus Kristus. (Kis 2:29-36).
3. Gereja segala
zaman telah mengakui dan menggunakan Alkitab sebagai tulisan yang diilhami
Allah yang menyatakan tentang Diri dan kehendak-Nya kepada kita. Alkitab menjadi
ukuran utama dari iman dan tindakan Gereja yang sejati.
4. Sejarah dan
Arkeologi bersama mengokohkan ketepatan Alkitab. Laporan sejarahnya jelas dan
tak tersangkal. Banyak tempat yang disebut dalam Alkitab, sampai hari ini masih
dapat dikenali. Ratusan penemuan arkeologis telah menyingkapkan banyak bukti
kuat yang menyokong tuntutan Alkitab bahwa Alkitab dapat dipercaya.
5. Nubuat-nubuat
yang digenapi menyaksikan ketepatan Alkitab. Sedikit contoh dari hidup Yesus,
melukiskan kebenaran ini: Dia akan dilahirkan dari seorang perawan( Yes 7:14
dan Luk 2:26-35), Dia akan dilahirkan di Betlehem (Mi 5:2 dan Luk 2:4-7), Dia
akan hidup tanpa dosa (Yes 53:9 dan 2Kor 5:21), Dia akan dibunuh (disalibkan):
(Yes 53:5,7 dan Mat 27:35), Di salib Dia akan berteriak, "Bapaku, Bapa-Ku,
mengapa Engkau meninggalkan Aku?": ( Mazm 22:2 dan Mat 27:46)
Dari zaman Musa,
Alkitab telah menubutan peristiwa-peristiwa yang tak seorang pun ingin
mempercayainya. Sebelum Israel masuk ke Tanah Perjanjian, Musa menubuatkan
bahwa Israel akan tidak setia, bahwa Israel akan kehilangan tanah yang Allah
berikan kepadanya, dan bahwa Israel akan tercerai-berai ke seluruh dunia,
dikumpulkan kembali, dan kemudian dibangun kembali (Ul. 28-31). Pusat
dari nubutan Perjanjian Lama adalah janji tentang Mesias yang akan
menyelamatkan umat Allah dari dosa-dosa mereka dan pada akhirnya membawa
penghakiman dan kedamaian bagi seluruh dunia.
7. Kesatuan dan
kepaduan Alkitab menyatakan kebenarannya. Ini menunjuk pada satu pengarang
yaitu Roh Kudus, di balik sedemikian banyak penulis manusia yang berbeda-beda.
Alkitab bukan sekedar-kumpulan kacau dari banyak tokoh, tempat dan kejadian. Ia
memiliki kesinambungan yang mengherankan, sebagaimana sekian banyak fakta dan
berita Alkitab berjalin erat, menyatakan Putra Allah, Tuhan dan Juruselamat
kita Yesus Kristus dan keterlibatan-Nya dalam penebusan dan pemulihan manusia.
8.Alkitab
diteguhkan oleh kuasanya merubah kehidupan. Beritanya yang meledak dalam
sejarah manusia zaman Perjanjian Baru telah menjungkirbalikkan dunia (Kis 17:6).
Dari zaman rasul Paulus sampai kini, kuasa Injil telah merubah banyak
kehidupan. Bangsa dan Kebudayaan yang dimasuki oleh Injil mengalami akibat
positif meningkatnya: hak azasi manusia, perlakuan terhadap anak dan wanita,
kemajuan pelayanan medis, kebebasan dari perbudakan, dan lain sebagainya.
Sepuluh Perintah Allah telah menjadi sumber pengarahan moral bagi banyak orang
yang tak terhitung jumlahnya. Mazmur-mazmur Daud telah memberikan kekuatan pada
waktu kesulitan dan kehilangan. Khotbah Yesus di Bukit telah menjadi obat bagi
jutaan orang untuk mengatasi kesombongan dan sikap legalisme. Uraian Paulus
mengenai Kasih di 1Ko 13 telah banyak melunakkan hati yang sedang marah.
Perubahan hidup
dari orang-orang seperti Rasul Paulus, Agustinus, Martin Luther, John Newton,
Leo Tolstoy, dan C.S. Lewis menunjukkan perubahan yang dapat dilakukan Alkitab.
Bahkan satu bangsa atau suku seperti Celtic di Irlandia, Viking yang liar di
Norwegia, atau Indian Auka di Equador telah diubah oleh Firman Allah dan
kehidupan serta karya Yesus Kristus yang tak terbandingkan.
9. Kejujurannya
Alkitab sungguh
jujur. Alkitab memperlihatkan Yakub, bapak dari "bangsa pilihan,"
sebagai seorang penipu. Musa, sang pemberi Hukum Taurat, sebagai seorang
pemimpin yang merasa tidak aman dan keras kepala, yang dalam usaha pertamanya
untuk menolong bangsanya sendiri, membunuh seorang laki-laki dan kemudian lari
menyelamatkan diri ke padang gurun. Daud bukan hanya sebagai raja yang paling
dikasihi, panglima perang, dan pemimpin rohani, tetapi juga sebagai orang yang
mengambil isteri orang lain dan kemudian, untuk menutupi dosanya, bersekongkol
untuk membunuh sang suami. Pada satu sisi, Kitab Suci pernah menilai bahwa umat
Allah, bangsa Israel, begitu buruk sehingga Sodom dan Gomora tampak baik bila
dibandingkan dengan mereka. {Yeh 16:46-52} Sifat alamiah manusia
memusuhi Allah, memprediksikan masa depan yang penuh dengan masalah. Alkimengajarkan
bahwa jalan ke Surga sempit dan jalan ke Neraka lebar.
10. Keakuratan
dari segi sejarah dan geografi
Selama berabad-abad banyak orang meragukan
keakuratan Alkitab dari segi sejarah dan geografi. Namun para arkeolog modern
berulang-ulang telah menggali dan menemukan bukti mengenai orang-orang,
tempat-tempat, dan kebudayaan-kebudayaan yang digambarkan dalam Kitab Suci.
Dari waktu ke waktu, deskripsi dalam Alkitab telah dibuktikan sebagai catatan
yang lebih dapat diandalkan daripada spekulasi para ahli. Turis masa kini yang
mengunjungi musium dan tempat-tempat yang dilukiskan di Alkitab mau tak mau
sangat terkesan dengan latarbelakang geografis dan historis dari teks Alkitab
yang ternyata riil.
7. Keajaipan
Alkitab
1.Keajaiban Formasinya
Alkitab
berkembang dari kelima kitab pertama yang ditulis oleh Musa sampai menjadi 39
kitab Perjanjian Lama dan 27 kitab Perjanjian Baru pada abad pertama, merupakan
salah satu misteri terbesar di dunia.
2.Keajaipan Kesatuannya
Alkitab
terdiri dari 66 kitab dan ditulis oleh 44 penulis yang berbeda dalam jangka
waktu 16 abad. Meski latar belakangnya berbeda-beda (Raja, pejuang, gembala,
tabib, penyair, nelayan, dsb) Alkitab adalah buku paling menyatu di dunia tanpa
satu pun isinya yang bertentangan.
3.Keajaiban Usiaya
Alkitab
dapat dipastikan merupakan kitab paling tua di dunia, diawali dengan ke 5 buku
pertama yang ditulis oleh Musa 35 abad yang lalu.
4.Keajaipan Penjualannya
Walaupun
merupakan buku tertua dan terpopuler di dunia, kelarisannya dari tahun ke tahun
merupakan fakta paling mengherankan di bidang penerbitan buku. Lebih dari 2
Miliar Alkitab telah diterbitkan di seluruh dunia, dan beberapa ratus juta
terjual setiap tahun diseluruh dunia.
5.Keajaipan Popularitasnya
Walaupun
ditulis lebih dari 2000 tahun yang lalu, Alkitab merupakan buku paling menarik
dan membangkitkan minat. Setiap tahun dibaca lebih dari 1 miliar dari segala
bangsa dan klasifikasi umat manusia di dunia.
6. Keajaipan
Bahasanya
Alkitab
ditulis dalam 3 bahasa: yaitu Ibrani, Aram, Latin dan Yunani oleh 40 penulis.
Kebanyakan dari penulis ini tidak pernah mengecap pendidikan formal yang tinggi
namun orang-orang bijak dari segala zaman mengakui Alkitab sebagai hasil karya
literatur terbesar di dunia.
7.Keajaiban Pemeliharaannya
Tidak ada
buku lain dalam sejarah yang demikian ditentang, dibenci, dianiaya, sampai
dibakar selama ribuan tahun. Meski demikian, Alkitab tetap berhasil
mempertahankan eksistensinya hingga kini.
Mamfaat
mempelajarai Alkitab
1. Firman Tuhan
membangkitkan iman, yang adalah sumber segala ketaatan. Jadi, iman itu
dari pendengaran, dan pendengaran itu melalui firman Tuhan. (Rom. 10:17). Rasul Paulus, berkata mengenai
dirinya sendiri bahwa dia, “hidup karena percaya, bukan karena melihat”
(2 Kor. 5:7). Kita semua masuk ke dalam keselamatan oleh karena kasih karunia
melalui iman (Efesus 2:8-9); dan menurut Paulus, karena sudah
menerima Kristus, hendaklah hidup di dalam Dia (Kol. 2:6-7).
2. Firman
Tuhan membebaskan dari dosa. Dan kamu akan mengetahui kebenaran,
dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu. (Yoh. 8:32)
3. Firman
Tuhan membebaskan dari Setan. Dan seorang hamba Tuhan
seharusnyalah tidak bertengkar, melainkan berlaku ramah kepada semua orang, cakap
mengajar, sabar, sambil melatih dengan lemah lembut mereka yang menjadi
penentang, kalau-kalau Tuhan berkenan memberikan kepada mereka pertobatan ke
dalam pengenalan penuh akan kebenaran, dan mereka dapat menjadi sadar
kembali dari perangkap si iblis, setelah ditawan olehnya dalam keinginannya
itu. (2 Tim. 2:24-26)
4. Firman
Tuhan menguduskan. Kuduskanlah
mereka dalam kebenaran-Mu; firman-Mu adalah kebenaran. (Yoh. 17:17)
5.
Firman Tuhan membebaskan dari kebinasaan. Dia, yang telah memanggil kita melalui kemuliaan dan
kebajikan. Tuhan telah melimpahkan janji-janji yang sangat besar
dan berharga, supaya melalui hal ini kamu dapat menjadi semitra dari
kodrat ilahi karena telah luput dari kebinasaan yang ada dalam keinginan di
dunia. (2 Ptr.1:3-4)
6.
Alkitab menampilkan kasih. Tujuan nasihat itu ialah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari
hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhla (1 Tim. 1:5)
7.
Alkitab menyelamatkan. Waspadalah terhadap dirimu sendiri dan terhadap pengajaran, tetaplah
tinggal di dalamnya, karena dengan melakukan hal itu engkau juga akan
menyelamatkan dirimu sendiri, bahkan mereka yang mendengarkan engkau. (1 Tim. 4:16). Mereka yang sedang
binasa, karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran agar mereka
diselamatkan. (2 Tes.2:10)
8.
Alkitab memberikan sukacita. Aku telah mengatakan hal-hal ini kepadamu, supaya sukacita-Ku tinggal di
dalam kamu, dan sukacitamu menjadi penuh. (Yoh. 15:11)
9.
Alkitab menyatakan Tuhan. Dan TUHAN menampakkan diri lagi di Silo, sebab YAHWEH menyatakan
diri-Nya di Silo kepada Samuel melalui firman TUHAN. (1 Sam. 3:21)
10.
Memurnikan
Hidup. Firman
Tuhan perlu bagi pemurnian hidup karena Firman-Nya adalah Kebenaran (Yoh.
17:17). Meskipun Orang-Orang Percaya, mempunyai masalah dengan dosa-dosa (1
Yoh. 1:6-10), jadi harus mempelajari Firman Tuhan untuk mengenali dosa yang
mungkin akan terjadi. Dengan demikian dapat berdoa dengan sungguh-sungguh
memohon kesembuhan dan penyucian (Mzm. 51).
11.
Pengetahuan
Baru. Ada
pengetahuan baru dari Firman Tuhan
karena “bertumbuh dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan
Juruselamat kita, Yesus Kristus” (2 Ptr.3:14-18).
12.
Kekuatan
Dalam Pelayanan. Dengan
Roh Kudus yang bekerja di dalam kehidupan saat belajar memiliki “pikiran
Kristus” (1 Kor. 2:14-16), akan ada kuasa di dalam pelayanan (Ef. 2:10). Kita
berada dalam peperangan dengan iblis dan kekuatan-kekuatannya, oleh karena itu
membutuhkan kuasa di luar kekuatan dan kemampuan sendiri (Ef. 6:10-18). Kuasa
berasal dari kepatuhan kepada kehendak Tuhan, karena Tuhanlah yang bekerja di
dalam kita, “baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya” (Flp.
2:13).
13.
Perlengkapan Untuk Pelayanan. Dengan pengetahuan akan Firman Tuhan, kita dapat
mempraktekkan kebenaran tersebut di dalam nama Tuhan Yesus (Kol. 3:16-17), dan
menyatakannya kepada dunia yang hilang dan akan binasa ini (Yoh. 17:17-19; Ibr. 5:12).
Prinsip Persiapan Pribadi untuk Pelajaran Alkitab
- Percaya kepada Yesus Kristus
Murid pertama-tama harus
menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya, karena “manusia duniawi” (orang
yang tidak menerima Kristus) tidak dapat menerima atau memahami hal-hal
mengenai Tuhan (1 Kor. 2:14). Karena itu, keselamatan adalah
oleh iman dalam Kristus sendiri (Ef. 2:8-9). Roh Allah membuat murid yang
mempelajari Firman Tuhan dapat melihat hal-hal yang rohani.
- Percaya Bahwa Alkitab Diilhami oleh Allah
Firman Allah yang menyatakan
sendiri bahwa Alkitab diilhami oleh Allah (2 Tim. 3:16-17). Pelajaran Alkitab
harus dimulai dengan mengakui fakta tersebut. “Lompatan” iman tidak perlu; hanya
menerima bulat-bulat fakta bahwa Alkitab adalah benar dan cermat.
- Berdoa
Berdoa diperlukan untuk
dapat memahami Alkitab. Firman Allah memerintahkan bahwa apabila seseorang
kurang berhikmat, dan memintanya kepada Tuhan, maka Tuhan akan memberikannya
dengan cuma-cuma (Yakobus 1:5). Doa yang
tulus untuk meminta pengenalan yang benar akan diberikan, karena hal-hal ini
jelas merupakan kehendak Allah (1 Yoh. 5:14 bandingkan dengan Mat. 7:7-8).
- Belajar Secara Sungguh-Sungguh dan Bersabar
Karena banyak ayat-ayat dari
Firman Allah yang belum dimengerti, maka kesungguh-sungguhan dan kesabaran diperlukan
saat belajar (2 Tim. 2:15). Saat kita, sebagai mahluk hidup yang terbatas,
berusaha untuk memahami pikiran Allah yang tidak terbatas, kita harus menyadari
bahwa bahkan seorang juru bahasa yang cakap pun membutuhkan waktu lama.
- Akui Dosa-Dosa Anda
Secara Terus Menerus
Mengakui dosa anda secara terus menerus juga penting, mengijinkan Allah
membersihkan kehidupan, sehingga persekutuan yang lebih akrab dengan-Nya dapat
dicapai (1 Yoh. 1:6-10). Dengan menyadari perlunya mengakui dosa-dosa, membuat terus
menerus peka terhadap pikiran, bicara, atau tindakan yang tidak sejalan dengan
kehendak Allah.
- Bersedia Hidup Sejalan Dengan Kehendak Allah
Tuhan Yesus Kristus berfirman, “Barangsiapa mau
melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu ajaran-Ku” (Yoh.7:17). Apabila
tujuannya untuk mengembangkan hubungan dengan Allah Yang Hidup, maka setiap
pengetahuan yang didapat hendaknya mendukung dan memperjelas hubungan tersebut.
Pengetahuan tanpa kasih mengakibatkan kesombongan (1 Kor. 8:1). Apabila tujuan
sekedar merupakan suatu penyelidikan intelektual dan bukannya hubungan dengan
Allah Yang Hidup, maka pengetahuan yang dapatkan itu akan berkurang dan
menyimpang.
Cara
merenungkan Firman Tuhan (Saat Teduh)
1.
Mulailah Saat Teduh dengan berdoa kepada Tuhan agar melalui Firman-Nya
Anda diajari, diperintahkan, dihiburkan, ditegur, dididik, diperbaiki,
diperlengkapi, dibimbing, dsb.
2.
Bacalah dan renungkanlah sebuah nas yang singkat dalam Firman Tuhan.
Lebih baik untuk membaca lima ayat dengan menghasilkan sesuatu yang berarti
dari nas tersebut daripada membaca satu pasal kemudian tidak mengingat sesuatu
pun. Sering terjadi bahwa orang percaya membaca terlalu banyak, lalu berkecil
hati, dan akhirnya mereka berhenti sama sekali mengadakan Waktu Teduh.
3.
Sesudah nas tersebut dibaca dengan tempo lambat, tanyakanlah kepada
diri Anda dengan Enam Pertanyaan Dasar atas Setiap Ayat.
1.
Siapa?
Saat
mengajukan pertanyaan “siapa”, kita sedang
berusaha menentukan siapa yang berbicara dan kepada siapa hal itu disampaikan. Contoh
terlihat di dalam kej.22:2,
ketika Allah memerintahkan Abraham untuk mengorbankan putranya, anak tunggalnya
kepada-Nya. Dalam hal ini, Allah berbicara langsung kepada Abraham, bukan
kepada orang lain. Oleh sebab itu, kita, sebagai pendengar Firman, tidak
berkewajiban untuk melakukan perintah tersebut.
2.
Apa?
Pertanyaan “apa ?” berhubungan dengan
realita dari hal yang sedang dikatakan. Yesus Kristus dikatakan sebagai “Anak
Domba” dalam Wahyu 5. Itu tidak berarti bahwa Dia adalah seekor mahluk berbulu,
berkaki empat, tetapi merujuk kepada pengorbanan-Nya bagi dosa (Yohanes 1:29),
itulah “kenyataan” nya.
3. Kapan?
Pertanyaan “kapan” mengarahkan kita kepada
batasan waktu di mana suatu ayat tertentu dikatakan. Sebagai contoh, perkawinan
Abraham dengan adik tirinya bisa diinterpretasikan sebagai hal yang tidak
bermoral sampai pembaca mengerti bahwa perkawinan ini terjadi sebelum Hukum
Taurat, yang melarang tindakan seperti itu, diberikan. Karena dosa pribadi
bukan menjadi masalah karena tidak adanya hukum (Roma 4:15), kita menyimpulkan
bahwa dalam kasus Abraham, perkawinannya itu bukanlah dosa. Jawaban yang jelas
terhadap pertanyaan “kapan” ini penting untuk melengkapi pemahaman.
4. Di
mana?
Pertanyaan “di mana” berhubungan letak geografis
dan kebudayaan suatu ayat ditulis pada saat itu. Seringkali di dalam Alkitab
kita menemukan kalimat “sampai ke Yerusalem”. Di dalam banyak kebudayaan,
kalimat “sampai ke Yerusalem” berarti mengadakan perjalanan ke arah utara. Namun,
maksud secara Alkitabiah berhubungan dengan tingkat dan bukan arah. Ketika
Yesus baru tiba dari Galilea dan sedang “menujuk ke Yerusalem”, Dia sebenarnya
sedang menuju ke selatan, namun berjalan dengan tingkat yang lebih tinggi.
5. Mengapa?
Pertanyaan “mengapa?” seringkali merupakan
pertanyaan yang paling sulit dijawab. Jawabannya paling sering ditemukan saat
sedang mempelajari ayat-ayat lainnya. Apabila seseorang membaca ayat di dalam
Yesaya 7:14, yang berbunyi, “Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung
dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel”,
suatu pertanyaan yang nyata adalah “mengapa seorang perempuan muda?” Kita
mungkin menjawab pertanyaan tersebut dengan, “itu meamng sudah kehendak Allah.” Jawaban itu
meskipun benar, namun tidak lengkap.
Ketika kita mencari jawaban, kita akan
menemukan ayat di dalam Roma 5 yang menyampaikan pengaruh dosa Adam terhadap
umat manusia. Kita menemukan
bahwa melalui manusia tersebut, Adam, setiap anggota dari umat manusia mendapatkan
Dosa Alami. Jawaban atas pertanyaan “mengapa” dalam hal ini penting sebagai
persyaratan Kristus untuk menebus dosa.
6.
Bagaimana?
Pertanyaan “bagaimana” juga seringkali sulit untuk dijawab. Kita mungkin
bertanya, “Bagaimana Yesus berjalan di atas air ?” Jawabannya sederhana karena
Dia berjalan dalam Roh Kudus (Lukas 4:18).
Kita juga mungkin bertanya, “Bagaimana Tuhan mengendalikan sejarah
ketika umat manusia memiliki kebebasan untuk memilih?” Pertanyaan tersebut
tidaklah mudah dijawab, dan kita akan menyelidikanya nanti dalam pelajaran
kita.
Pertanyaan
yang lain bersifat pribadi yaitu:
•
Adakah suatu kebenaran
mengenai Tuhan Yesus atau Bapa-Nya dalam nas tersebut? Atau ayat-ayat dalam
Perjanjian Lama juga menunjuk kepada Juruselamat.
•
Adakah perintah-perintah
yang harus saya taati?
•
Adakah dosa-dosa yang
harus saya akui dan hindari?
•
Adakah sebuah janji yang
dapat saya tuntut?
•
Adakah sesuatu yang
belum saya pahami? Adakah suatu masalah yang harus saya cari jawabannya?
•
Adakah sesuatu yang
dapat saya pakai dalam puji-pujian dan penyembahan?
•
Adakah sesuatu yang
dapat saya doakan?
•
Adakah suatu ayat yang
seharusnya saya hafalkan?
•
Adakah suatu berkat
rohani yang harus saya syukuri?
•
Ayat-ayat mana yang sulit?
Pasti Anda terbantu kalau Anda
mencatat pikiran, pertanyaan dan hasil-hasil dari pertanyaan di atas itu ke
dalam sebuah buku catatan.
4. Akhirilah setiap waktu
teduh Anda dengan berdoa, yaitu bersyukur
kepada Tuhan atas apa yang sudah Anda pelajari dan yang diberikan
oleh Tuhan. Dan, mintalah kekuatan dan perlengkapan untuk
menaati-Nya.
kepada Tuhan atas apa yang sudah Anda pelajari dan yang diberikan
oleh Tuhan. Dan, mintalah kekuatan dan perlengkapan untuk
menaati-Nya.
Usahakanlah untuk membagikan
perenungan Anda kepada orang lain selama hari tersebut. Hal ini dapat
menancapkan pelajaran-pelajaran tersebut lebih mendalam di dalam pikiran Anda
serta mengizinkan orang lain untuk membagikan berkat kepada Anda (Mai. 3:16).
LIMA CARA UNTUK MENGETAHUI ALKITAB
Kelingking => Rom 10:17 => DENGAR
Jari manis => Wah 1:3 => BACA
Jari tengah => Kis 17:11 => BELAJAR
Jari telunjuk=> Maz 119:11 => HAFAL
Ibu jari =>
Maz 1:2,3 => MERENUNGKAN
Prinsip mempelajari dan menafsirkan
Firman Tuhan.
Ada
13 prinsip yang harus kita ikuti saat kita mempelajari dan menafsirkan Firman
Tuhan.
1.
Alkitab adalah Otoritas yang Mutlak
Tidak
mungkin mempelajari dan menafsirkan Alkitab dengan benar tanpa adanya keyakinan
bahwa keseluruhannya adalah Firman Tuhan yang sejati dan tanpa kesalahan. Kita
tidak memiliki hak untuk menolak bagian-bagian tertentu dari Alkitab karena
bagian-bagian tersebut bertentangan dengan tradisi, budaya, pendapat, atau gaya
hidup kita.
2.
Roh Kudus adalah Pengajar Alkitab
Terbaik.
Tuhan
Yesus berkata bahwa la mengutus Roh Kudus untuk mem-bimbing jemaat kepada
seluruh kebenaran (Yoh. 14:26; 16:13). Tanpa penerangan dari Roh Kudus tidaklah
mungkin untuk memahami Alkitab (IKor. 2:14). Hal ini tidaklah berarti bahwa di
dalam nama "Roh Kudus", kita memiliki hak untuk menghilangkan apa
yang tertulis dalam Firman tersebut
atau menambahkan sesuatu
ke dalamnya.
Hanya
apa yang tertulis dalam Alkitab sajalah yang dapat diteguhkan sebagai
pengajaran. Perasaan dan emosi kita hanya memiliki nilai yang kecil dalam
pembentukan suatu iman yang Alkitabiah.
3.
Alkitab
adalah Penafsir yang Terbaik bagi Dirinyi Sendiri
Pada
saat kita tidak dapat memahami penafsiran suatu bagian Alkitab atau kita ingin
memperluas pemahaman kita, kita seharusnya mencari penjelasan tersebut dalam
referensi-referensi Alkitabiah yang lain.
4.
Alkitab
TidakSaling Bertentangan dalam Dirinya Sendiri
Oleh
karena itu harus selalu ada keselarasan dalam penafsiran kita terhadap nas-nas
yang berbeda. Jikalau penafsiran kita terhadap suatu nas bertentangan dengan
penafsiran terhadap nas yang lain, maka kita telah mengalami kesalahan dalam
penafsiran.
5.
Nas
yang tidak Jelas Harus Ditafsirkan melalui Nas yang Jelas
Nas
yang penafsirannya tidak begitu jelas seharusnya ditafsirkan melalui nas-nas
yang terang, sehingga nas tersebut dapat dipahami secara jelas dan benar.
6.
Tata
Bahasa Menentukan Penafsiran
Teks
atau ayat yang sedang kita pelajari hanya memiliki sebuah penafsiran yang benar
dan penafsiran yang benar adalah yang berdasarkan tata bahasa (yaitu apa yang
tertulis). Meski pun ayat atau teks tersebut memiliki berbagai macam penerapan,
tapi hanya memiliki satu penafsiran yang benar yaitu yang sesuai dengan apa
yang tertulis. Ilmu penafsiran adalah suatu hal yang serius. Penafsiran kita
terhadap Alkitab akan menentukan kepercayaan kita dan kepercayaan ini akan
menentukan bagaimana kita berpikir dan bertindak.
7.
Konteks
Penting Sekali!
Alkitab
adalah seperti sebuah "puzzle" atau teka-teki. Tidak mungkin
menafsirkannya dan memahaminya sepotong demi sepotong tanpa suatu pemahaman
yang umum dari semua yang lainnya.
Masing-masing
kata harus ditafsirkan dalam konteks kalimatnya. Setiap kalimat harus
ditafsirkan dalam konteks paragrafnya. Masing-masing paragraf harus ditafsirkan
dalam konteks kitabnya. Masing-masing kitab harus ditafsirkan dalam konteks
keseluruhan Alkitab.
8.
Kata-kata
Masing-masing Adalah Penting
Tuhan
memilih dan memakai kata-kata tertentu untuk menyampaikan kebenaran-Nya dan
kehendak-Nya kepada kita. Penting sekali untuk memutuskan makna dari
masing-masing kata tersebut.
9.
Menafsirkan
Alkitab secara harafia (sebagaimana tertulis).
Alkitab
tidak ditulis bagi para teolog atau orang-orang mistik, melainkan untuk
orang-orang kebanyakan. Meski pun terdapat metafora-metafora, perumpamaan, dan
lambang yang dipakai oleh Tuhan, kita selalu harus mencari penafsiran yang
paling langsung.
10.
Perjanjian
Lama Seharusnya Ditafsirkan Dalam Terang Perjanjian Baru.
Perjanjian
Baru selalu menentukan penerapan dan pemahaman Perjanjian Lama. Sebuah contoh
yang baik adalah tentang pengajaran Roh Kudus. Dalam Perjanjian Lama, Roh Kudus
dapat diambil dari orang percaya (Maz. 51:13). Akan tetapi, pada masa ini la
tetap tinggal untuk selama-lamanya di dalam orang percaya yang sejati (Yoh.
14:16-17).
11.
Penafsiran
Harus Tidak Melebihi Penyataan Alkitab
Apa
yang tidak dijelaskan oleh Alkitab, seharusnya hal itu kita terima sebagai
suatu misteri. Jikalau kita menafsirkan melampaui dari "apa yang yang
tertulis" maka kita berada dalam bahaya akan pembentukan ajaran atau
doktrin yang sesat.
12.
Tujuan
Penafsiran Alkitab adalah Pemahamannya
Ketika
kita menafsirkan sebuah nas Kitab Suci, kita harus menge-luarkan maknanya, yang
sesungguhnya diberikan oleh Tuhan. Se-sungguhnya kita harus menolak dan
menghindari suatu pemahaman nas yang disesuaikan dengan pengertian dan
keinginan kita sendiri.
Kita
harus menolak dan menghindari suatu penafsiran Alkitab menurut dugaan-dugaan
kita sendiri, atau berdasarkan gagasan-gagasan yang dibentuk dari
prasangka-prasangka saja. Prasangka-prasangka kita itu tidak ubahnya seperti
kacamata berwarna yang mengacaukan pan-dangan kita terhadap Firman Tuhan. Kita
harus berusaha untuk menanggalkan "kacamata" kita tersebut dan
melihat nas itu sebagaimana adanya. Inilah sebuah pekerjaan yang besar.
13.
Penafsiran
Pribadi Kita bisa Dibandingkan Tafsiran yang lain
Selama
2000 tahun terakhir, orang percaya yang sejati telah mempelajari Kitab Suci
secara sungguh-sungguh dan dengan tulus hati. Kita harus membandingkan hasil
pelajaran dan penafsiran kita dengan hasil-hasil pelajaran dan penafsiran
mereka. Kalau
penafsiran kita ternyata jauh berbeda dengan penafsiran orang-orang kudus dari
20 abad yang dahulu, maka kemungkinan besar kita salah.
Setelah
200 tahun seharusnya tidak ada "penemuan-penemuan baru" yang muncul
dalam penafsiran, pengajaran, dan pemahaman orang percaya yang sejati. Kitab
Yudas menunjuk kepada iman Kristen sebagai suatu iman yang "telah
disampaikan kepada orang-orang kudus sekali untuk selamanya" (Yud.
1:3, diterjemahkan sesuai dengan teks asli).
Ringkasan Sejarah
Indahnya
Firman Tuhan sebagian oleh karena konsistensinya, meskipun ditulis oleh begitu
banyak penulis yang berbeda selama lebih dari satu periode waktu. Sejarah
meneliti peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lalu.Urutan peristiwa yang
diuraikan di bawah ini menunjukkan suatu pergerakan yang sangat menakjubkan
mulai dari penciptaan dan kemudian berakhirnya sejarah umat manusia. Dengan
melihat peristiwa-peristiwa besar ini, kita dapat menyusuri dengan lebih jelas
mulai dari pendahuluan dan kesimpulan dari sejarah yang menakjubkan ini. Kita
juga bisa mendapatkan wawasan yang jelas terhadap suatu pertanyaan yang selama
berabad-abad dipertanyakan oleh para filsuf. “Mengapa kita berada di sini ?”
Ikhtisar
berikut dirancang sebagaimana adanya sebuah ikhtisar. Kita akan menghabiskan
sisa hidup kita mengisi rinciannya. Sekarang, mari kita belajar
peristiwa-peristiwa sejarah besar yang telah Allah hadirkan di hadapan kita.
Kemudian di dalam pelajaran ini, kita akan melihat sebuah ikhtisar yang bagus
sekali mengenai rencana Allah yang sangat konsisten.
Penggambaran Peristiwa-Peristiwa
- Penciptaan
Bagian awal Alkitab, Kitab Kejadian memberitakan tentang penciptaan
awal langit dan bumi (Kejadian 1:1; 2 Petrus 3:6). Di bagian akhir Kitab Wahyu,
ciptaan awal tersebut dihancurkan, untuk membuat penciptaan “Langit dan Bumi
Yang Baru” (Wahyu 21-22).
1.
Pemberontakan Iblis
Beberapa
waktu sebelum penciptaan manusia, iblis memberontak melawan Allah (Yesaya 14:12-14);
Yehezkiel 28). Niat pemberontakan yang pertama ini dijalin dengan rumitnya di
sepanjang Kitab Injil; dan semua konflik yang bercabang ini, tidaklah mudah
dimengerti. Yang kita ketahui adalah perang telah berkecamuk antara Allah
dengan iblis sejak sebelum penciptaan manusia (Wahyu 12), dan bahwa
pemberontakan terakhir akan terjadi setelah 1000 tahun masa pemerintahan Yesus Kristus di bumi, yaitu tepat sebelum
penciptaan langit dan bumi yang baru (Wahyu 20:7-10).
2.
Bumi dan Matahari
Allah
mempersiapkan bumi untuk didiami manusia (Kejadian 1:2-2:3: untuk catatan kaki,
kata “tidak berbentuk” [Bahasa Ibraninya TOHU] dan “kosong” [Bahasa Ibrainya
BOHU] masing-masing berarti, “tidak dapat didiami”, dan “tidak berpenghuni”.
Masalahnya adalah adanya penyelundup, iblis, yang terus menerus berusaha
menentang Allah. Ketika Tuhan memasukkan iblis ke dalam penjara untuk jangka
waktu selama Kerajaan Milenium yang akan datang (1000 tahun masa pemerintahan
Yesus Kristus, lihat Wahyu 20:1-3), bumi ini akan kembali menjadi bumi yang
sempurna bagi manusia (Yesaya 60-66).
3.
Ada Yang Pertama dan Adam Yang
Terakhir
Manusia pertama, Adam, dirancang
menjadi yang pertama dari seluruh ciptaan (Kejadian 1:28; 2:4-25). Dia
ditempatkan di Taman Eden untuk mengusahakan dan memeliharanya. “Adam Yang
Terakhir”, Tuhan Yesus Kristus (1 Korintus 15:45) akan menegakkan sebuah
Pemerintahan, dalam arti harafiah secara fisik selam 1000 tahun (Wahyu 20:4). Dia
yang “terakhir” dalam artian tidak ada orang lain lagi yang akan datang sebagai
mahluk yang sempurna.
4.
Pertarungan Manusia dengan
Iblis
Ketika
Adam “jatuh” di Taman Eden, dia menjadi tunduk kepada iblis, “penguasa dunia
ini” (Kejadian 3; Yohanes 12:31; 16:11). Kemudian Allah membuat iblis tunduk
kepada Kristus sebelum Kerajaan Milenium mulai (Wahyu 20:1-3).
5.
Seluruh Manusia Akan Dihakimi
Allah
mengizinkan manusia tunduk kepada iblis, namun pada akhirnya Allah yang akan
berurusan dengan manusia. Di dalam Kitab Kejadian 4-10 kita membaca latar
belakang penyebab Air Bah yang terjadi karena ketidaksenangan Allah terhadap
ketidakpatuhan manusia (Kejadian 6:1-13). Allah kembali akan menghakimi umat
manusia saat Yesus Kristus kembali pada Kedatangan-Nya Kedua, setelah masa
tujuh-tahun masa Kesengsaraan kedua. Pada
waktu itu Dia akan memisahkan umat manusia antara “domba” (Orang-orang Percaya)
dan “kambing” (orang tidak percaya) (Matius 25:31-46).
6.
Babel
Setelah Air Bah, bumi kembali dihuni
manusia, namun tidak berapa lama manusia kembali mulai menentang Allah. Di
Babel, mereka membangun Menara Babel (Kejadian 11), yang menunjukkan usaha
mereka untuk menyelamatkan diri sendiri. Mereka berpikir bahwa apabila mereka
dapat membangun menara yang cukup tinggi, mereka dapat menyelamatkan diri dari
murka Allah (seperti saat zaman Air Bah) dengan naik ke langit. Dasar mereka
membangun menara adalah agama yang disebut “humanisme”, yang mengira bahwa
manusia dapat menyelamatkan diri sendiri melalui agama atau ekonomi. Kepercayaan-kepercayaan seperti ini
merupakan dasar dari semua sistim agama dunia. Hanya Kekristenan yang menyadari
bahwa manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri, oleh karena itu
manusia membutuhkan seorang Juru Selamat. Beberapa sikap humanistik ditunjukkan
di dalam Alkitab oleh mereka yang menentang Allah Yang Hidup. Sikap hidup
seperti ini ditemukan di Babel di masa lalu (Yesaya 47) dan Tirus (Yehezkiel
26-27), dan tetap ada di tengah-tengah kita. Sikap yang serupa ditemukan pada
agama-agama dunia, yang percaya bahwa manusia naik ke tempat yang tinggi dengan
demikian dapat menyelamatkan diri sendiri. Selama Masa Kesukaran, Allah
akan menghancurkan Babel (Wahyu 17-18).
7.
Israel
Setelah manusia disebarkan dari
Babel dan bahasa-bahasa mereka dikacaukan, Tuhan memanggil Abraham menjadi
pendiri suatu bangsa yang baru, Israel (Kejadian 12). Melalui kelahiran
putranya yang penuh keajaiban, Ishak, dan kelahiran cucunya, Yakub, janji yang
diberikan kepada Abraham mengenai Mesias dilanjutkan (Kejadian 22:1-18; 28:14).
Umat Israel akhirnya pindah dari tanah kelahiran mereka dan disebarkan ke
seluruh dunia karena tindakan mereka menyembah berhala, namun janji Allah tetap
berlaku. Bangsa Israel akan dipersatukan kembali secara rohani setelah Masa
Kesukaran dan memberkati dengan Kerajaan Seribu Tahun (Matius 24:29-31).
8.
Kedatangan Yesus Kristus Yang
Kedua
Kedatangan pertama Yesus Kristus
terjadi pada waktu yang sempurna dalam rencana Allah (1 Timotius 2:6). Kitab
Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes berhubungan dangan cerita sangat indah
tentang kelahiran, pelayanan, kematian, penguburan dan kebangkitan Yesus. Yesus
Kristus jelas adalah “Hamba Yang Menderita”, yang dinubuatkan demikian indahnya
dalam Yesaya 53. Kedatangan Kedua Yesus Kristus akan terjadi setelah Masa
Kesukaran, ketika Kristus benar-benar menapakkan kaki-Nya kembali di bmi dan
mengalahkan musuh-musuh-Nya (Zakharia 14:1-8; Wahyu 19:11-19), dengan demikian
mengumumkan Kerajaan Seribu Tahun. Saat itu Dia akan hadir sebagai “Raja
Penakluk”
9.
Pelayanan-Pelayanan Yang
Menentang
Kitab
Injil menggambarkan pelayanan Tuhan Yesus Kristus (Matius, Markus, Lukas,
Yohanes). Pelayanan Kristus adalah salah satu pelayanan kepada orang-orang lain
(Matius 20:28). Jelas berbeda dengan pelayanan Antikristus (juga dikenal
sebagai “manusia durhaka”) yang akan menuntut “penyembahan”atas dirinya
sendiri, berusaha untuk menarik perhatikan kepada semua orang untuk menyembah dirinya
(2Tesalonika2:1-12; Wahyu 6-16).
10.
Gereja
Setelah kebangkitan dan kenaikan Yesus Kristus ke
sebelah kanan Allah Bapa, Gereja “dipanggil” untuk menyebarkan kabar baik akan
pengampunan dosa melalui pengorbanan Yesus Kristus (Kisah Para Rasul). Gereja
memikul tanggungjawab untuk membuat “semua bangsa menjadi murid” Yesus Kristus
(Matius 28:18-20), sampai gereja tersebut “diundang” ke perkawinan menjadi
mempelai Tuhan (1 Tesalonika 4:13-18; 1 Korintus 15:50-58; Wahyu 19:7-10).
Ringkasan Kronologis
Murid-murid yang
belajar Alkitab harus mengetahui rangkaian, tahun dan hubungan dari beberapa
peristiwa-peristiwa sejarah penting. Maka, di bagian ini diberikan tiga urutan
waktu. Sepuluh daftar pertama yang utama ditemukan dalam Alkitab dan
tahun-tahunnya, meringkas pentingnya masing-masing tahun tersebut.
Tahun “S.M.” yang diberikan di belakang masing-masing
peristiwa tersebut, merujuk pada tahun “sebelum Masehi”. Masing-masing
peristiwa dengan tahun “M.” merujuk pada tahun “setelah Masehi”.
Tahun-tahun yang ditampilkan berdasarkan pada penafsiran
dari Firman Allah. Banyak orang yang sudah belajar Firman Tuhan mempunyai
kesimpulan dengan tahun-tahun yang berbeda untuk berbagai alasan guna
menyebutkan waktu itu. Janganlah dikacaukan dengan hal ini. Mempelajari
rangkaian peristiwa adalah hal yang paling penting dari bagian ini.
Ayat-ayat dalam Kisah
Para Rasul menyebutkan bahwa Abraham meninggalkan Haran setelah Terah mati.
Terah mati di Haran pada usia 205 tahun (Kejadian 11:32), dan Abraham
meninggalkan Haran pada usia 75 tahun setelah Terah mati (Kisah Para Rasul
7:4). Ini berarti Terah berusia 130 tahun ketika Abraham lahir. Masa 70 tahun
yang disebutkan di dalam Kejadian 11:26 pasti mengacu baik pada kelahiran Nahor
atau Haran, kemungkinan Haran (Kejadian 11:28). Diharapkan, hal ini menjadi
prinsip-prinsip yang menguatkan sehingga setiap murid harus terus
membandingkannya secara Alkitabiah dan biarlah Alkitab sendiri yang
menyatakannya.
Sepuluh
Peristiwa Penting dan Tahun-Tahunnya
1.
Jatuhnya Adam (3958 S.M.)
Penafsiran
secara harafiah secara silsilah (rangkaian kelahiran) yang disampaikan melalui
Firman Tuhan membuat kita menyimpulkan bahwa tahun jatuhnya Adalam adalah
sekitar 3958 S.M. Kronologis secara Alkitabiah disampaikan sedemikian rumpa
sehingga kita harus maju ke depan dari titik awal zaman Adam, dan juga mundur 4
tahun ke belakang dari zaman Salomo (1 Raja-Raja 6:1). Alkitab memberikn kita informasi mengenai
tahun-tahun antara peristiwa-peristiwa utama. Ketika kita menghubungkan
peristiwa-peristiwa di dalam Alkitab dengan tahun-tahun yang diketahui dalam
sejarah sekular, maka kita dapat menggabungkan tahun secara sekular dan secara
Alkitab.
2.
Air Bah Nuh (2302 S.M.)
Ketika
kita mengikuti silsilah dalam Kejadian 5, kita temukan adanya jangka waktu
1,656 tahun telah lewat sejak jatuhnya Adam sampai kepada Air Bah Nuh. Sehingga
kita dapat menyimpulkan tahun 2302 S.M.
3.
Janji
kepada Abraham (1875 S.M.)
Silsilah yang
diberikan kepada kita di dalam Kejadian 11:10-26 membuktikan bahwa Abraham
lahir 352 tahun setelah Air Bah, atau 2,008 tahun setelah Adam. Hal ini
menunjukkan bahwa dia lahir pada tahun 1950 S.M. Kita belajar dari Kejadian
12:4 bahwa Abraham berusia 75 tahun ketika dia menerima janji dari Allah yang menjadi
Perjanjian Abraham. Ini berarti bahwa janji terebut diberikan pada tahun
1875 S.M.
4. Keluarnya Bangsa Israel (1445 S.M.)
Keluaran
12–50 memberikan informasi kepada kita mengenai keturunan-keturunan langsung
Abraham. Anak-anak Yakub (cucu Abraham) pindah ke Mesir di mana akhirnya mereka
diperbudak oleh orang Mesir (Keluaran 1). Allah membebaskan mereka dari
perbudakan Mesir melalui Musa. Rasul Paulus menceritakan kepada kita bahwa
jangka waktu 430 tahun telah lewat dari janji kepada Abraham sampai kepada
penyampian Hukum Taurat (Galatia 3:17). Hal ini menyimpulkan bahwa tahun-tahun
terjadinya Keluaran adalah 1445 S.M., atau 2.438 tahun setelah Adam.
5.
Tahun Keempat Zaman Salomo (965
S.M.)
Salomo
adalah raja Israel ketiga, setelah ayahnya, Daud, dan Raja Saul. Di dalam 1
Raja-Raja 6:1, kita mendapatkan bahwa 480 tahun telah lewat sejak Keluaran
sampai kepada tahun keempat zaman Salomo, ketika dia mulai membangun Bait
Allah. Dengan ini kita dapat memperhitungkan bahwa tahunnya adalah tahun 965
S.M., atau 2.918 tahun setelah Adam.
Kita dapat
menyimpulkan tahun keempat zaman Salomo dari catatan-catatan sejarah lainnya.
Dengan ini kita dapat memastikan tahun di mana kita dapat melihat ke belakang
dan menentukan tahun-tahun sebelumnya yang disebutkan dalam Keluaran, Janji
kepada Abraham, Air Bah Nuh dan Adam. Manusia dipaksa membuat beberapa
penyesuaian terhadap tahun-tahun zaman S.M. menurut sejarah secara sekular oleh
penemuan-penemuan arkeologi yang diadakan 100 tahun terakhir ini. Hal ini
merupakan bagian dari alasan perbedaan-perbedaan yang ditemukan dalam
sistim-sistim penentuan waktu yang bervariasi.
6. Jatuhnya Kerajaan Utara (721 S.M.)
Setelah kematian Salomo, Israel terbagi
menjadi dua kerajaan terpisah, yang kemudian dikenal dengan “Kerajaan Utara”
atau Israel, dan “Kerajaan Selatan” atau Yehuda. Kerajaan Utara jatuh ke tangan
Kerajaan Asyur pada tahun 721 S.M. dan tidak lagi menjadi sebuah kerajaan.
7.
Jatuhnya Kerajaan Selatan (586
S.M.)
Kerajaan Selatan jatuh ke tangan Kerajaan Babel pada tahun
586 S.M., dan dibuang ke pengasingan selama 70 tahun sebelum bangsa Israel
diperbolehkan kembali ke kampung halaman mereka pada tahun 516 S.M.
8.
Kelahiran Yesus Kristus (1
S.M.)
Sistim penanggalan “S.M.” dan “M.” tidak dibuat sampai abad
keenam setelah hadirnya Tuhan kita. Tahun tersebut dirancang untuk memberikan
referensi kepada semua tahun-tahun bersejarah mengenai kelahiran-Nya. Ketika
Gereja menentukan sistim ini, hal itu didasarkan pada pemahaman yang tidak
benar pada jaman Raja Herodes (yang disebutkan di dalam Alkitab sedang berkuasa
ketika Yesus lahir, Lukas 1:5). Lama setelah itu ditemukan bahwa suatu
kesalahan 1 atau 2 tahun terjadi, namun sistimnya sudah terbentuk baik, maka
dari pada mencoba mengubah semua tahun yang sudah ditentukan sebelumnya dengan
tahun-tahun baru, diputuskanlah untuk menyebutkan bahwa Yesus lahir pada tahun
1 atau 2 S.M.
Ada perbedaan antara Penanggalan Julian yang dimulai dari 1
Januari dan Kalendar Yahudi yang dimulai dari bulan September. Itulah alasan anda melihat
tanggal-tanggal ditulis dengan “1-2 S.M” atau “966-965 S.M.”
9.
Kematian, Penguburan dan
Kebangkitan Yesus Kristus (32–33 S.M.)
Sebagian
besar ahli Alkitab menentukan tanggal kematian, penguburan dan kebangkitan
Yesus Kristus adalah 32–33 S.M.
10.
Kitab Terakhir Injil (96 S.M.)
Tanggal ini dihubungkan dengan pengasingan rasul Yohanes di
Pulau Patmos (Wahyu 1:9), selama pemerintahan Kerajaan Roma, di mana Alkitab
diselesaikan (Wahyu 22:18-19).
Kronologis Kitab-Kitab Perjanjian Lama
1. Adam sampai ke Air Bah (3898–2242 S.M.) Kejadian 1-5
2.
Air Bah hingga Perjanjian
kepada Abraham (2242–1875 S.M.) Kejadian 6–12
3. Janji kepada Abraham sampai Keluaran
(1875–1445 S.M.) Kejadian 12–50. Kitab Ayub.
4.
Keluaran hingga tahun ke-4
pemerintahan Raja Salomo (1445–965 S.M.)
a. Keluaran d. Ulangan g. Rut j. 1
Raja-Raja 1-5
b.
Imamat e. Yosua h.
1 Samuel k. Mazmur
c. Bilangan
f. Hakim-Hakim i. 2
Samuel l. 1 Tawarikh
5.
Tahun ke-4 Pemerintahan Raja
Salomo sampai Jatuhnya Yehuda (965–586 S.M.)
a.
1
Raja-Raja 6–22 e. Pengkhotbah i. Yunus m.
Yesaya
b.
2
Raja-Raja f. Kidung
Agung j. Amos n. Nahum
c. 2
Tawarikh g.
Obaja k. Hosea o. Zefanya
d. Amsal h. Yoel l. Mikha p. Habakuk
6.
Masa dalam Pembuangan ke Babel (586–516 S.M.)
a. Yeremia c.
Yehezkiel
b. Ratapan d.
Daniel
7. Setelah Pembuangan ke Babel sampai
Akhirnya Perjanjian Lama (516–400 S.M.)
a.
Ezra b.
Zakaria c.Maleakhi
Kronologis
Kitab-Kitab Perjanjian Baru
Rangkaian di mana para penulis diberi ilhma untuk menulis
beragam kitab-kitab Perjanjian Baru (disebut sebagai tidak tertulis) umumnya
digambarkan sebagai berikut :
1. Sejarah
Kehidupan Kristus dan Gereja Mula-Mula (55–85 S.M.)
a.
Matius c. Markus e. Kisah Para Rasul
b. Lukas d. Yohanes
2. Rasul-Rasul
Gereja (46–85 S.M.)
a. Yakobus h. Filemon o. Ibrani
b. Galatia i. Efesus p. 1 Petrus
c. 1
Tesalonika j. Kolose q. 2 Petrus
d. 2
Tesalonika k. Filipi
r. Yudas
e. 1
Korintus l. 1 Timotius
s.1 Yohanes
f. 2
Korintus m. Titus t. 2 Yohanes
g. Roma n. 2 Timotius
u. 3 Yohanes
3.
Nubuatan
(96 S.M.) Wahyu
Mantap buat trus pak pdt
BalasHapus