Cara
merenungkan Firman Tuhan (Saat Teduh)
1.
Mulailah Saat Teduh dengan berdoa kepada Tuhan agar melalui Firman-Nya
Anda diajari, diperintahkan, dihiburkan, ditegur, dididik, diperbaiki,
diperlengkapi, dibimbing, dsb.
2.
Bacalah dan renungkanlah sebuah nas yang singkat dalam Firman Tuhan.
Lebih baik untuk membaca lima ayat dengan menghasilkan sesuatu yang berarti
dari nas tersebut daripada membaca satu pasal kemudian tidak mengingat sesuatu
pun. Sering terjadi bahwa orang percaya membaca terlalu banyak, lalu berkecil
hati, dan akhirnya mereka berhenti sama sekali mengadakan Waktu Teduh.
3.
Sesudah nas tersebut dibaca dengan tempo lambat, tanyakanlah kepada
diri Anda dengan Enam Pertanyaan Dasar atas Setiap Ayat.
1.
Siapa?
Saat
mengajukan pertanyaan “siapa”, kita sedang
berusaha menentukan siapa yang berbicara dan kepada siapa hal itu disampaikan. Contoh
terlihat di dalam kej.22:2,
ketika Allah memerintahkan Abraham untuk mengorbankan putranya, anak tunggalnya
kepada-Nya. Dalam hal ini, Allah berbicara langsung kepada Abraham, bukan
kepada orang lain. Oleh sebab itu, kita, sebagai pendengar Firman, tidak
berkewajiban untuk melakukan perintah tersebut.
2.
Apa?
Pertanyaan “apa ?” berhubungan dengan
realita dari hal yang sedang dikatakan. Yesus Kristus dikatakan sebagai “Anak
Domba” dalam Wahyu 5. Itu tidak berarti bahwa Dia adalah seekor mahluk berbulu,
berkaki empat, tetapi merujuk kepada pengorbanan-Nya bagi dosa (Yohanes 1:29),
itulah “kenyataan” nya.
3. Kapan?
Pertanyaan “kapan” mengarahkan kita kepada
batasan waktu di mana suatu ayat tertentu dikatakan. Sebagai contoh, perkawinan
Abraham dengan adik tirinya bisa diinterpretasikan sebagai hal yang tidak
bermoral sampai pembaca mengerti bahwa perkawinan ini terjadi sebelum Hukum
Taurat, yang melarang tindakan seperti itu, diberikan. Karena dosa pribadi
bukan menjadi masalah karena tidak adanya hukum (Roma 4:15), kita menyimpulkan
bahwa dalam kasus Abraham, perkawinannya itu bukanlah dosa. Jawaban yang jelas
terhadap pertanyaan “kapan” ini penting untuk melengkapi pemahaman.
4. Di
mana?
Pertanyaan “di mana” berhubungan letak geografis
dan kebudayaan suatu ayat ditulis pada saat itu. Seringkali di dalam Alkitab
kita menemukan kalimat “sampai ke Yerusalem”. Di dalam banyak kebudayaan,
kalimat “sampai ke Yerusalem” berarti mengadakan perjalanan ke arah utara.
Namun, maksud secara Alkitabiah berhubungan dengan tingkat dan bukan arah.
Ketika Yesus baru tiba dari Galilea dan sedang “menujuk ke Yerusalem”, Dia
sebenarnya sedang menuju ke selatan, namun berjalan dengan tingkat yang lebih
tinggi.
5. Mengapa?
Pertanyaan “mengapa?” seringkali merupakan
pertanyaan yang paling sulit dijawab. Jawabannya paling sering ditemukan saat
sedang mempelajari ayat-ayat lainnya. Apabila seseorang membaca ayat di dalam
Yesaya 7:14, yang berbunyi, “Sesungguhnya, seorang perempuan muda
mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan
Dia Imanuel”, suatu pertanyaan yang nyata adalah “mengapa seorang
perempuan muda?” Kita mungkin menjawab pertanyaan tersebut dengan, “itu meamng sudah kehendak Allah.” Jawaban itu
meskipun benar, namun tidak lengkap.
Ketika kita mencari jawaban, kita akan
menemukan ayat di dalam Roma 5 yang menyampaikan pengaruh dosa Adam terhadap
umat manusia. Kita menemukan
bahwa melalui manusia tersebut, Adam, setiap anggota dari umat manusia
mendapatkan Dosa Alami. Jawaban atas pertanyaan “mengapa” dalam hal ini
penting sebagai persyaratan Kristus untuk menebus dosa.
6.
Bagaimana?
Pertanyaan “bagaimana” juga seringkali sulit untuk dijawab. Kita mungkin
bertanya, “Bagaimana Yesus berjalan di atas air ?” Jawabannya sederhana karena
Dia berjalan dalam Roh Kudus (Lukas 4:18).
Kita juga mungkin bertanya, “Bagaimana Tuhan mengendalikan sejarah
ketika umat manusia memiliki kebebasan untuk memilih?” Pertanyaan tersebut
tidaklah mudah dijawab, dan kita akan menyelidikanya nanti dalam pelajaran
kita.
Pertanyaan
yang lain bersifat pribadi yaitu:
•
Adakah suatu kebenaran
mengenai Tuhan Yesus atau Bapa-Nya dalam nas tersebut? Atau ayat-ayat dalam
Perjanjian Lama juga menunjuk kepada Juruselamat.
•
Adakah perintah-perintah
yang harus saya taati?
•
Adakah dosa-dosa yang
harus saya akui dan hindari?
•
Adakah sebuah janji yang
dapat saya tuntut?
•
Adakah sesuatu yang
belum saya pahami? Adakah suatu masalah yang harus saya cari jawabannya?
•
Adakah sesuatu yang
dapat saya pakai dalam puji-pujian dan penyembahan?
•
Adakah sesuatu yang
dapat saya doakan?
•
Adakah suatu ayat yang
seharusnya saya hafalkan?
•
Adakah suatu berkat
rohani yang harus saya syukuri?
•
Ayat-ayat mana yang sulit?
Pasti Anda terbantu kalau Anda
mencatat pikiran, pertanyaan dan hasil-hasil dari pertanyaan di atas itu ke
dalam sebuah buku catatan.
4. Akhirilah setiap waktu
teduh Anda dengan berdoa, yaitu bersyukur
kepada Tuhan atas apa yang sudah Anda pelajari dan yang diberikan
oleh Tuhan. Dan, mintalah kekuatan dan perlengkapan untuk
menaati-Nya.
kepada Tuhan atas apa yang sudah Anda pelajari dan yang diberikan
oleh Tuhan. Dan, mintalah kekuatan dan perlengkapan untuk
menaati-Nya.
Usahakanlah untuk membagikan
perenungan Anda kepada orang lain selama hari tersebut. Hal ini dapat
menancapkan pelajaran-pelajaran tersebut lebih mendalam di dalam pikiran Anda
serta mengizinkan orang lain untuk membagikan berkat kepada Anda (Mai. 3:16).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar