Minggu, 20 Maret 2016

Prinsip Persiapan Pribadi untuk Pelajaran Alkitab

Prinsip Persiapan Pribadi untuk Pelajaran Alkitab
  1. Percaya kepada Yesus Kristus
Murid pertama-tama harus menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya, karena “manusia duniawi” (orang yang tidak menerima Kristus) tidak dapat menerima atau memahami hal-hal mengenai Tuhan (1 Kor. 2:14). Karena itu, keselamatan adalah oleh iman dalam Kristus sendiri (Ef. 2:8-9). Roh Allah membuat murid yang mempelajari Firman Tuhan dapat melihat hal-hal yang rohani.
  1. Percaya Bahwa Alkitab Diilhami oleh Allah
Firman Allah yang menyatakan sendiri bahwa Alkitab diilhami oleh Allah (2 Tim. 3:16-17). Pelajaran Alkitab harus dimulai dengan mengakui fakta tersebut. “Lompatan” iman tidak perlu; hanya menerima bulat-bulat fakta bahwa Alkitab adalah benar dan cermat.
  1. Berdoa
Berdoa diperlukan untuk dapat memahami Alkitab. Firman Allah memerintahkan bahwa apabila seseorang kurang berhikmat, dan memintanya kepada Tuhan, maka Tuhan akan memberikannya dengan cuma-cuma  (Yakobus 1:5). Doa yang tulus untuk meminta pengenalan yang benar akan diberikan, karena hal-hal ini jelas merupakan kehendak Allah (1 Yoh. 5:14 bandingkan dengan Mat. 7:7-8).
  1. Belajar Secara Sungguh-Sungguh dan Bersabar
Karena banyak ayat-ayat dari Firman Allah yang belum dimengerti, maka kesungguh-sungguhan dan kesabaran diperlukan saat belajar (2 Tim. 2:15). Saat kita, sebagai mahluk hidup yang terbatas, berusaha untuk memahami pikiran Allah yang tidak terbatas, kita harus menyadari bahwa bahkan seorang juru bahasa yang cakap pun membutuhkan waktu lama.
  1. Akui Dosa-Dosa Anda Secara Terus Menerus
Mengakui dosa anda secara terus menerus juga penting, mengijinkan Allah membersihkan kehidupan, sehingga persekutuan yang lebih akrab dengan-Nya dapat dicapai (1 Yoh. 1:6-10). Dengan menyadari perlunya mengakui dosa-dosa, membuat terus menerus peka terhadap pikiran, bicara, atau tindakan yang tidak sejalan dengan kehendak Allah.
  1. Bersedia Hidup Sejalan Dengan Kehendak Allah

Tuhan Yesus Kristus berfirman, “Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu ajaran-Ku” (Yoh.7:17). Apabila tujuannya untuk mengembangkan hubungan dengan Allah Yang Hidup, maka setiap pengetahuan yang didapat hendaknya mendukung dan memperjelas hubungan tersebut. Pengetahuan tanpa kasih mengakibatkan kesombongan (1 Kor. 8:1). Apabila tujuan sekedar merupakan suatu penyelidikan intelektual dan bukannya hubungan dengan Allah Yang Hidup, maka pengetahuan yang dapatkan itu akan berkurang dan menyimpang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar